Kabar Artis
Akhirnya KPI Tanggapi Tagar Boikot Lesti Kejora dan Rizky Billar, Karir LesLar Terancam
Usai Lesti Kejora mencabut laporan terhadap suaminya, Rizky Billar, muncul seruan untuk memboikot keduanya dari layar televisi.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhirnya menanggapi tagar boikot Lesti Kejora dan Rizky Billar.
Seperti diketahui, setelah penyanyi dangdut Lesti Kejora mencabut laporan terhadap suaminya, Rizky Billar, muncul seruan untuk memboikot keduanya dari layar televisi.
Tidak hanya ramai di media sosial dengan tagar #BoikotLeslar, tetapi desakan itu juga membanjiri Instagram Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Menanggapi hal tersebut, komisioner KPI, Nuning Rodiyah, buka suara.
"Ada 20.000 komentar yang masuk ke KPI, isinya dua hal," kata Nuning, dikutip dari YouTube Intens Investigasi.
"Pertama adalah boikot Lesti Billar, yang satunya Lesti selalu dihati," sambungnya.
Baca juga: Singgung soal Cerai, Ternyata Lesti & Rizky Billar Sudah Damai Sejak Lama, Hotman Paris Beri Bocoran
Sampai saat ini, KPI sebagai pihak yang berdiri netral masih mengkaji tuntutan tersebut.
Mereka akan bertindak adil pada semua acara tanpa melihat rating share sebuah program acara.
"Kami sebagai representasi publik akan berdiri netral," kata Nuning.
"Kita tidak akan berpihak pada salah satu pihak dalam menentukan kebijakan yang akan kita ambil," lanjutnya.
Nuning juga menegaskan bahwa KPI akan selalu mengimbau lembaga penyiaran untuk tidak memberikan ruang kepada pelaku KDRT ataupun pelaku kejahatan seksual.
"Kami sebagai regulator penyiaran akan tetap mengeluarkan kebijakan berdasar regulasi yang ada di P3SPS dan Undang-Undang Penyiaran," ucapnya.
Oleh karena itu, Nuning berharap semua figur publik bisa selalu memberi pesan positif, baik di depan maupun di belakang layar.
Ini karena masyarakat sekarang lebih kritis dan bisa memilih siapa figur yang layak untuk ditonton.
Baca juga: Kabar Terkini Rumah Tangga Lesti Kejora Usai Heboh Kasus KDRT, Rizky Billar Ingin Perbaiki Hubungan
"Publik sekarang mulai kritis, publik akan bisa memilah dan memilih siapa public figure yang layak (muncul)," ujar Nuning.
