Polisi Tembak Polisi
Soroti Klaim Ferdy Sambo Suruh Bharada E Hajar Bukan Tembak Yosua, Aktivis : Logika yang Dipelintir
Aktivis Irma Hutabarat menanggapi pembelaan Febri Diansyah yang menyebut Ferdy Sambo tak memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Klaim Ferdy Sambo soal tak pernah memerintahkan penembakan kepada Bharada E disorot tajam aktivis perempuan, Irma Hutabarat.
Anggota Civil Society Indonesia itu menyebut klaim yang disampaikan pengacara Ferdy Sambo tersebut adalah logika yang dipelintir.
Irma Hutabarat pun mengurai penjelasan atas tanggapannya tersebut.
Seperti diketahui, Febri Diansyah kuasa hukum tim Ferdy Sambo sebelumnya mengungkap pengakuan terbaru kliennya.
Diakui Ferdy Sambo, ia sebenarnya meminta Bharada Richard Eliezer untuk menghajar Brigadir J, bukan menembaknya.
Baca juga: Momen Pengacara Hendra Kurniawan Kirim Doa untuk Brigadir J, Pilih Tak Ajukan Eksepsi
"FS (Ferdy Sambo) memerintahkan 'Hajar Chard', tapi yang terjadi justru penembakan terhadap Brigadir J," ujar Febri Diansyah dilansir dari Warta Kota.
Bahkan Febri Diansyah pun mengatakan bahwa Ferdy Sambo sendiri panik dengan apa yang dilakukan oleh Bharada E.
"FS pun menjadi panik, saat Richard justru menembak Brigadir J, dan sempat juga memerintahkan ajudannya untuk memanggil ambulans setelah penembakan terjadi," kata Febri Diansyah.
Tanggapan Irma Hutabarat
Menanggapi klaim tersebut, aktivis Irma Hutabarat mengurai komentar.
Dalam tayangan televisi Tv One, Irma Hutabarat mengulas ucapan Febri Diansyah soal klaim Ferdy Sambo tak menyuruh Bharada E menembak Brigadir J.
"Febri menarasikan hajar itu baru setelah dia diangkat menjadi kuasa hukum. Sebelumnya tidak ada kata hajar, yang saya dengar di BAP itu tembak," ujar Irma Hutabarat dilansir TribunnewsBogor.com pada Rabu (19/10/2022).
Atas penjelasan tersebut, Irma Hutabarat pun menganalisa arti kata yang diklaim Ferdy Sambo.
"Hajar itu kata yang generik. Ketika kita pakai kata hajar itu kita harus pakai konteksnya, penggunaannya. Ketika ada makanan di atas meja, hajar bang (silahkan dimakan). Ketika Sambo mengatakan hajar itu harus ada konteksnya. Febri tidak bisa hanya mengambil kata itu lalu menegasikan apa yang terjadi pada saat itu," pungkas Irma Hutabarat.
Melihat konteks pembicaraan saat perencanaan pembunuhan Brigadir J, Irma Hutabarat menyebut bahwa perintah Ferdy Sambo mengandung arti inplisit.