Peduli Akan Lingkungan, SMK Yapis Bogor Diberikan Edukasi Mengolah Sampah Hingga Biopori
Untuk menjaga konsintensi tersebut, dalam waktu dekat, pihak sekolah akan membuat bank sampah yang dirasa nantinya akan menjadi media awal peduli ling
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Peduli lingkungan sekitar bisa dilakukan dengan cara apapun.
Peduli lingkungan sekitar yang manfaatnya tidak terasa instans memang kerap menjadi barang mahal lantaran saat ini kepedulian itu bagai suatu barang mahal.
Seringkali untuk suatu kepedulian memang kerap muncul pertanyaan 'kalau bukan kita siapa lagi?'.
Pertanyaan yang mungkin tidak akan menemukan jawaban pasti ketika kepedulian hanya sebatas ujaran.
Bahkan, kepedulian itu luntur seketika kalau tidak bergerak sama sekali.
Rabu (26/10/2022) siang tadi, Satgas Naturalisasi Ciliwung, Tim Rekam Nusantara Foundation, world wide fund for nature (WWF), menyisir sekolahan untuk mengajak belajar bersama untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kali ini, pelajar SMK TI Suryakencana Yapis yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Kota Bogor, diajak berkolaborasi untuk memuwujdkan makna peduli lingkungan sekitar.
Mereka (pelajar) diajak belajar untuk memilih sampah organik dan non organik, hingga pembuatan lubang biopori.
"Kegiatan ini adalah program plastik smart cities Kota Bogor sambil belajar bersama mengenal lingkungan, mengenal jenis sampah kemudian juga menata dan mengelola sampah yang dihasilkan dari lingkungan," kata Satgas Naturalisasi Ciliwung, Suparno Jumar kepada TribunnewsBogor.com, Rabu.
Pria yang juga sebagai River Defender Ciliwung menambahkan, program yang dirasa penting ini pun bisa mewujudkan masyarakat yang benar-benar peduli terhadap lingkungan.
"Sekaligus juga, untuk memantapkan kota yang cerdas dan masyarakat yang tinggal di Kota Bogor aware dan mengelola sampah yang dihasilkan dari rumah, sekolah, dan tempat lainnya," ungkapnya.
Memang langkah yang dilakukan ini tidak terkesan mewah dan cenderung sederhana.
Namun, dibalik kesederhanaan ini, ada suatu harap yang didambakan ketika program ini dijalankan dengan baik dan benar.
"Hari ini disini (SMK Yapis) banyak ditemukan sampah organik, daun daunan, bungkus makanan, non organik pun banyak.
Kita mendorong banyak pihak secara bersama sama mencari jalan keluar ketika beban bumi semakin berat," tambahnya.