Polisi Tembak Polisi

Fakta Baru Rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga, TKP Pembunuhan Brigadir J Ternyata Tak Lazim Ditempati

Ahmad Taufan Damanik mengungkap fakta baru mengenai rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga yang jadi lokasi pembunuhan terhadap Brigadir J.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Kolase
Ahmad Taufan Damanik mengungkap fakta baru mengenai rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga yang jadi lokasi pembunuhan terhadap Brigadir J. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengungkap fakta baru mengenai rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga yang jadi lokasi pembunuhan terhadap Brigadir J.

Rumah tersebut, kata Ahmad Taufan Damanik, sebelumnya disebut hendak dijadikan tempat isolasi oleh Putri Candrawathi.

Namun ia mengungkap fakta soal rumah dinas tersebut yang menurutnya tidak layak dijadikan tempat isolasi mandiri.

Apalagi, lanjut dia, saat Ferdy Sambo terpapar Covid-19 pun, sang jenderal tidak melakukan isolasi di rumah dinas tersebut.

Hal itu berdasarkan keterangan yang digali hakim dan JPU di persidangan.

Menurut Ahmad Taufan Damanik, rumah Duren Tiga tersebut tidak lazim jika dijadikan tempat tinggal, meski hanya sementara.

Sebab menurutnya, rumah itu nyatanya selama ini hanya dipakai untuk menyimpan barang-barang.

Ia pun mempertanyakan apa benar rumah di Duren Tiga itu memang hendak dijadikan tempat isoman oleh Putri Candrawathi.

Atau, ia menduga justru Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo sengaja memilih rumah itu untuk dijadikan lokasi penembakan terhadap Brigadir J.

"Karena saudara FS dia pernah kena Covid-19, tapi dia tidak isoman di Duren Tiga," kata Ahmad Taufan Damanik dilansir dari Youtube tvOneNews, Minggu (6/11/2022).

Baca juga: Terkuak Posisi Pintu Kasa Rumah Ferdy Sambo di Magelang, Benarkah Susi Lihat Tangan dari Dapur?

Tak hanya itu, ia juga mengungkap fakta baru bahwa ternyata rumah di Duren Tiga itu nyatanya tak lazim dijadikan tempat tinggal.

"Kami juga dalam penyelidikan kami mendapatkan informasi bahwa rumah Duren Tiga itu tidak lazim mereka tinggali. Lebih banyak itu jadi tempat penyimpanan barang, terutama pakaian-pakaian dari keluarga FS dan anak-anaknya itu," tutur dia.

Tak hanya itu, ia juga menyinggung soal waktu kedatangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di rumah Saguling sebelum penembakan terjadi.

Jeda waktu keduanya tiba di rumah pribadi mantan Kadiv Propam itu hanya sekitar 2-3 menit.

Di mana menurut dia, hal itu sulit diyakini merupakan suatu kebetulan.

Ia pun menduga sudah ada percakapan sebelumnya antara Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo soal kejadian di Magelang sehari sebelumnya.

Sehingga menurut dia, jika hal itu benar, bukan tidak mungkin kalau Ferdy Sambo sudah merencanakan pembunuhan itu saat istrinya dan Brigadir J masih berada di Magelang.

Kamar pribadi Ferdy Sambo di Magelang, yang diduga jadi lokasi terjadinya kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Kamar pribadi Ferdy Sambo di Magelang, yang diduga jadi lokasi terjadinya kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi. (Youtube tvOneNews)

"Nah yang juga ada satu keunikan adalah, saya gak yakin itu kebetulan. Tetapi kira-kira 2-3 menit sebelum ibu Putri sampai di rumah Saguling, saudara FS sudah sampai di rumah lebih duluan. Padahal kan dia harusnya masih bekerja, karena itu masih jam 3 lewat, dengan alasan mau main badminton," bebernya.

Apalagi, kata dia, secara kebetulan juga Kuat Maruf dan Bripka RR yang sudah ditugaskan di Magelang malah ikut Putri Candrawathi kembali ke Jakarta.

Bukan itu saja, keduanya juga bahkan ikut serta bersama Putri Candrawathi ke rumah Duren Tiga yang jadi TKP penembakan Brigadir J.

"Karena tiba-tiba mereka memutuskan besok paginya pulang sekitar jam 8 lewat. Dan kemudian Kuat Maruf dan Ricky Rizal yang sebetulnya sudah diutuskan untuk ditugaskan di Magelang, itu juga diminta untuk ikut pulang ke Jakarta," kata dia.

Menurut dia, beberapa poin itu nantinya harus digali oleh hakim dan terjawan di persidangan.

"Itu pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, tidak semata-mata bergantung pada keterangan-keterangan, tapi alat bukti lain yang bisa membuktikan apakah benar pembunuhan terhadap saudara Yosua ini betul-betul direncanakan untuk memperkuat pembuktian terhadap pasal 340 itu," jelasnya.

Jika hal itu tidak diungkap, kata dia, seolah-olah FS ini marah kemudian dia melakukan pembunuhan yang terjadi hanya sekitar 4-5 menit dari diceritakan di lantai 3 rumah Saguling kemudian terjadi eksekusi di Duren Tiga.

Baca juga: Kuat Maruf Bukan Sopir Sembarangan di Rumah Putri Sambo, Dipercaya Jalankan Tugas Ini: Terlalu Dekat

"Tapi saya kira hakim dan jaksa harus membuktikan juga apakah pembicaraan malam sebelumnya, (tanggal) 7 malam itu memang saudara FS sudah tahu peristiwa yang sesungguhnya sebagaimana yang diceritakan oleh istrinya," tambah dia.

Sehingga nantinya akan diketahui apakah penembakan itu sudah direncanakan atau belum.

"Kalau sudah tahu, bahwa ada kemungkinan memang dia sudah punya rencana untuk melakukan satu tindakan. Karena itu mungkin saja dia memerintahkan istrinya untuk segera kembali ke Jakarta dan Ricky serta Kuat Maruf yang tadinya ditugaskan untuk tetap berada di Magelang tiba-tiba harus berangkat kembali ke Jakarta dan juga menuju Duren Tiga," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved