Temuan Mayat Satu Keluarga
Tetangga Sebut 4 Mayat yang Tewas di Kalideres Diduga Kelaparan Termasuk Keluarga Mapan: Punya Mobil
Satu keluarga yang ditemukan tewas dalam rumahnya di Perumahan Citra Garden Extension Kalideres selama ini dikenal sebagai keluarga yang mapan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Satu keluarga yang ditemukan tewas dalam rumahnya di Perumahan Citra Garden Extension, Blok AC5 No 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat selama ini dikenal sebagai orang yang mapan.
Hal itu diungkap oleh Ketua RT setempat, Asiung saat menceritakan keseharian korban.
Meski begitu, kata Asiung, dirinya tak mengetahui pasti apa pekerjaan keluarga tersebut.
Namun ia menduga korban merupakan orang mapan karena memiliki mobil dan sepeda motor.
Bahkan kata dia, mereka juga bukan termasuk keluarga yang menerima bansos dari pemerintah.
Hal itu membuat dirinya heran kenapa keempat korban bisa sampai tidak makan selama tiga minggu dan akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Ia juga menyebut kalau keseharian warganya itu selama ini memang dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi.
"Warga tersebut memang sangat tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar. Kegiatannya pun kadang-kadang hanya melintas seperti pergi ke pasar, keluar sebentar langsung keluar lagi. Jarang berkomunikasi dengan tetangga di kiri kanannya," jelas Asiun dilansir dari Youtube tvOneNews, Sabtu (12/11/2022).
Tak hanya jarang bersosialisasi dengan warga, ia juga menyebut kalau warganya yang sudah tinggal di sana selama 20 tahun itu juga terkesan mengurung diri.
"Kita tidak mengetahui secara detail untuk pekerjaan maupun aktivitas yang lain, karena mereka seperti mengurung diri, tidak mau bergaul sama tetangga," tandasnya.
Bahkan selama tinggal di sana, Asiung mengungkap bahwa korban tidak pernah mendapat kunjungan dari tamu atau keluarganya.

"Saya terakhir masih sempat komunikasi saat ada penyemprotan DBD, sempat bertemu dengan anaknya yang bernama Dian dan ibunya yang bernama Reni untuk keluar sebentar, ternyata mereka keluar. Itu kurang lebih sekitar 1,5 - 3 bulan lalu lah," jelasnya.
Saat bertemu dengan korban itu, kata Asiung, dirinya tidak melihat ada tanda-tanda mereka sedang sakit atau sebagainya.
Namun ia sempat mendapat informasi dari petugas PLN bahwa ada warganya yang menunggak listrik.
"Lalu saya komunikasi dan tindak lanjuti koordinasi dengan anaknya yang bernama Dian. Tolong ditindak lanjuti apabila tidak ingin diputus lampu tersebut, seperti itu. Dan dia membalas, 'baik om nanti saya kasih kabar, maaf udah ngerepotin'," kata Asiung lagi.