Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol
Pengakuan Mahasiswa IPB Tertipu Pinjol, Berawal dari Project Ditawari Kakak Tingkat
Sebanyak sekitar 126 mahasiswa IPB tertipu pinjaman online (pinjol) yang menyebabkan kerugian total hingga Miliaran Rupiah.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Sebanyak sekitar 126 mahasiswa IPB tertipu pinjaman online (pinjol) yang menyebabkan kerugian total hingga Miliaran Rupiah.
Para mahasiswa IPB ini pun dikejar debt collector atas permasalahan ini.
Salah satu korban mahasiswa IPB, SN menceritakan bahwa awal mula dari permasalahan ini dari sebuah acara project di kampus yang mana SN bersama yang lainnya masuk dalam kepanitian divisi sponsor.
Kemudian SN ditawari oleh sejumlah kakak tingkat (kating) di IPB University untuk sebuah proyek usaha.
"Terus ditawarin tuh project sama kating-kating kita buat ikut project ini nih uangnya lumayan," terang SN kepada wartawan.
SN dan para korban lainnya kemudian dikenalkan dengan sosok terduga pelaku berinisial A.
Kemudian A meminta SN dan teman-temannya di kampus IPB University untuk menjalankan segala prosedur dan tata caranya dalam mengikuti proyek usaha tersebut.
Termasuk disuruh membeli barang-barang dari akun-akun di aplikasi e market place atau online shop dan pembayarannya melalui pinjol dengan dijanjikan ada pembayaran yang nantinya akan digunakan untuk acara.
Baca juga: Kronologi 126 Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol hingga Miliaran Rupiah, Rektor Arif Satria Bertindak
"Terus dari situ kita masih aman-aman aja karena belum ada berita-berita simpang siur apapun. Sejak satu bulan setelah kita kerja sama, kita baru tahu ada berita ada yang ketipu juga sama orang ini," kata SN.
SN dan rekan-rekannya akhirnya berniat untuk lapor ke Polisi karena dirinya pun merasa tertipu setelah mendapati A terduga pelaku ini selalu mengulur waktu pembayaran yang dijanjikan.
Sejak Agustus 2022 sampai November 2022 ini, kata SN, belum ada pembayaran sama sekali seperti yang dijanjikan A.
Utang pinjaman SN dari beberapa aplikasi dari permasalahan ini membengkak jadi Rp 14 Juta.
"(Ditagih debt collector) tetep, tapi belum sampai ke rumah, tapi terus diteror dari chat, dari telepon," kata SN.
SN mengaku bahwa dia bersama rekan-rekannya dengan jumlah 11 orang sudah melapor ke Polisi.
Selain SN dan teman-temannya, para korban juga tersebar di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.(*)