Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol
Anaknya jadi Korban Penipuan Online, Emak-Emak di Kota Bogor Curhat: Anak Saya Tertekan
Siasat SAN terlapor dari kasus penipuan dan pinjaman online berhasil menjerumuskan ratusan orang di Kota Bogor.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Siasat SAN terlapor dari kasus penipuan dan pinjaman online berhasil menjerumuskan ratusan orang di Kota Bogor.
SAN yang dikenal sebagai seorang freelancer jasa pembuatan ATM ini berhasik membuat korbannya kini dikejar-kejar utang.
Nilai utang yang harus dibayarkan kepada pihak pinjaman online pun nilainya beragam.
Namun, sejumlah orang tua dari korban yang rata-rata di dominasi mahasiswa ini juga ikut resah.
Seorang ibu berinisial L menceritakan, semenjak kasus ini mencuat, anaknya yang menjadi korban dari SAN kerap kali tertekan.
"Anak saya merasa tertekan. Dia jadi ga fokus belajar. Selama ini juga dia meras takut," kata L saat melengkapi berkas aduan di Mako Polresta Bogor Kota.
L melanjutkan, anaknya yang tertekan itu, lantaran teror dari debt colector pinjol itu sendiri yang angsurannnya harus segera dibayar.
"Nah, dia lagi belajar terus ada tuh masuk WA atau telpon dari debt colector yang nagih pinjolnya. Itu sering banget. Mankannya merasa tertekan dan keganggu belajarnya," ungkapnya.
L pun menceritakan, bahwa dirinya sebagai orang tua mengetahui kasus ini lantaran anaknya sudah tidak kuat menanggung teror tersebut.
Setelah anaknya ini bercerita, L pun kaget mengetahui anaknya menjadi salah satu korban dari SAN.
"Awalnya ya seperti itu. Masuk tagihan dari aplikasi. Nah, baru disitu anak saya cerita. Taunya dia juga korban dari SAN," tambahnya.
Dihitung-hitung, saat ini, kata L anaknya harus membayar nilai angsuran sebanyak Rp 11 juta rupiah kepada aplikasi itu.
"Nilai angsuran yang harus dibayar anak saya itu 11 juta. Tapi, saya gaakan keluarkan itu. Toh anak saya juga korban kan," katanya.
Meski begitu, diakui L, anaknya ini mengaku sempat mendapat nilai keuntungan 10 persen sesuai yang dijanjikan oleh SAN.
Terhitung, sudah tiga kali anaknya mendapat persentase itu dengan nilai Rp 50 ribu.
"Tiga kali ya anak saya dapatnya. Itu nilainya 50 ribu. Setelah itu ga dapat dapat lagi," tambahnya.
Sementara itu, orang tua korban lainnya, DA menceritakan, bahwa anaknya dan anggota keluarganya sudah mendapat teror sebanyak puluhan kali.
"Kebetulan saya tidak mendapatkan, mungkin hanya telpon yang sehari bisa 30 kali ke semua anggota keluarga, saya 30 kali, dan chat juga tagihan sampai 30 kali juga lah, intinya puluhan kali," kata DA.
DA melanjutkan, hal itu sangat mengganggu keluarganya.
"Sangat mengganggu. Apalagi kan suami saya kerja, dikantor juga ditelponin, itu mengganggu," ungkapnya.
Terkait nilai angsuran yang harus dibayar, kata DA anaknya harus membayar hingga puluhan juta.
"Kalau anak saya 6juta, ada yang 20 juta juga," katanya.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Rizka Fadhila mengatakan, kasus ini sudah masuk ke tahap penyidikan.
"Saat ini LP tahap penyelidikan namun melihat pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang telah dikumpulkan oleh penyidik untuk penanganan di Polresta Bogor kota akan naik ke tahap penyidikan," kata Rizka.
Pihaknya pun saat ini tetap akan membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang ikut terkena penipuan ini.
"Terkait dengan posko nanti kami akan menyiapkan posko bagi korban-korban yang merasa bahwa dirinya menjadi korban penipuan dapat melaporkan posko yang akan disiapkan di lantai 1 di gedung Satreskrim," tambahnya.