Gempa Bumi Cianjur
Tangis Pengungsi Korban Gempa Cianjur, Atika Pasrah Kini Tinggal di Tenda Seadanya: Masih Kebayang
Mereka terpaksa tinggal di tenda pengungsian lantaran rumah yang mereka huni ambruk diterjang gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
"Kejadian kemarin betul-betul membuat saya tidak ingin diam di rumah. Benar-benar tidak ingin. Meskipun teman saya (menawarkan) 'ya udah tinggal aja di rumah saya', tapi saya nggak, saya nggak mau, saya maunya di luar aja soalnya masih kebayang," ujar dia.
Baca juga: Cerita Pilu di Tenda Pengungsian Gempa Cianjur, Warga Tidur Bareng Belasan Mayat, Anak-anak Trauma
Korban Tewas Terus Bertambah
Hingga hari ini, Kamis (24/11/2022), korban meninggal dunia dalam musibah gempa Cianjur terus bertambah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.
Penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.
"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers.
Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.
Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.
Untuk korban hilang, lanjut Suharyanto, kini menjadi 39 orang.
Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.
"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.

Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.
Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.
Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.
Baca juga: Kisah Bocah 10 Tahun Selamat Usai 3 Hari Tertimbun Gempa Cianjur, Sang Nenek Wafat Dibalik Puing
Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.