Gempa Bumi Cianjur
Sempat Dibujuk Pindah ke Pengungsian Gempa Cianjur, 55 Warga Pilih Tidur Dengan 40 Domba di Kandang
Bahkan, para warga yang terdampak ini juga lebih memilih tidur di tempat yang tak terduga. Hal tersebut terjadi di Kampung Warungbatu Desa Mekarsari
Hari keempat pascagempa, kemarin, bantuan logistik dari berbagai daerah juga masih terus berdatangan ke Cianjur. Sebagian disampaikan langsung para pemberi bantuan kepada para korban.
Sebagian dititip di posko utama penanganan bencana di Pendopo Cianjur.
Mimin Pilih Tinggal Tenda Darurat
Seorang pengungsi di Kampung Gedurhayu RT 42, Mimin (62) mengatakan, ia terpaksa tinggal di tenda darurat yang kondisinya tidak memadai bersama warga lain.
Ia enggan ke rumah lantaran ada gempa susulan apalagi kondisi tembok rumahnya sudah retak-retak.

"Ibu milih tinggal di sini tempatnya aman sama luas tempatnya, jauh dari pohon-pohon jadi aman, jauh dari bangunan, kata Mimin kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022) malam.
"Di sini sudah 4 hari. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," ujarnya.
Mimin bersama warga di pengungsian tenda darurat dekat pemukiman kompak bersuara bahwa di tenda darurat yang disediakan Pemkab Sukabumi terlalu jauh dari rumah dan minim MCK.
Terlebih, pengungsi banyak yang memiliki anak kecil.
"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat dari pada di bawah (tenda disediakan Pemda)," ucap Mimin bersama warga di pengungsian.
Mimin bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya.
Namun, setiap kali memasak ia mengalami kepanikan karena gempa susulan.
Baca juga: Empat Guru TK Al Azhar Korban Longsor di Cianjur Ditemukan, Satu Jasad Sedang Mendekap Anaknya
Ia pun lari hingga terjatuh, terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.
"Kalau masak di rumah aja, kalau pas ada gempa susulan ibu lari, masaknya berhenti dulu, kompor dimatiin dulu, kalau habis masak, nyuci, itu ke sini lagi," kata Mimin.
"Bukan kerasa lagi (kalau ada gempa susulan), rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat, red) saking paniknya," ujarnya.