Gempa Bumi Cianjur
Sempat Dibujuk Pindah ke Pengungsian Gempa Cianjur, 55 Warga Pilih Tidur Dengan 40 Domba di Kandang
Bahkan, para warga yang terdampak ini juga lebih memilih tidur di tempat yang tak terduga. Hal tersebut terjadi di Kampung Warungbatu Desa Mekarsari
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Puluhan warga yang terkena bencana gempa bumi Cianjur banyak yang memilih untuk tidur di luar tenda pengungsian yang sudah disediakan.
Bahkan, para warga yang terdampak ini juga lebih memilih tidur di tempat yang tak terduga.
Hal tersebut terjadi di Kampung Warungbatu, Desa Mekarsari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Warga-warga ini menempati kandang dan berbagi tempat dengan 40-an ekor domba.
Kandang menjadi satu-satunya bangunan yang tak rusak saat gempa mengguncang Cianjur, Senin siang lalu. Kebanyakan rumah tinggal puing dan telah rata dengan tanah.
Bau kotoran domba langsung tercium saat memasuki areal kandang. Sebagian sudah dilapisi karpet dan kasur lipat agar bisa dipakai tiduran. Suara domba bersahutan hampir sepanjang waktu.
"Sudah biasa, biasa aja, " ujar Kaisa (12), yang sudah tiga hari tinggal di sana bersama keluarganya, Kamis (24/11/2022) sore.
Yoyoh (60), pengungsi lainnya, mengatakan ada 55 orang, termasuk dirinya yang yang mengungsi di kandang domba ini. Saat ditemui, kemarin sore, ia sedang sibuk memasak di dapur darurat yang ada di dekat kandang.
"Bantuan logistik ada tapi sudah menipis. Beras juga ada tapi tinggal sedikit," ujar wanita paruh baya ini.
Kandang domba ini merupakan posko kedua di kampung tersebut. Posko utama didirikan di tengah perkampungan. Beberapa tenda juga didirikan di sana.
Ketua RT 01, Adi Permana, mengaku sudah berulangkali membujuk puluhan warganya untuk mengungsi di tempat lain yang lebih aman di lahan terbuka.
Namun, warga lebih memilih kandang domba sebagai tempat pengungsian dengan alasan lebih nyaman dan lebih dekat ke rumah mereka.
"Pemilik kandang juga mengizinkan saja asal mereka betah," ujarnya.
Baca juga: Sedih Lihat Rumah Hancur Akibat Gempa Bumi Cianjur, Pengungsi Menangis: Harta Benda Belum Keangkat
Adi mengatakan sejauh ini keperluan untuk para pengungsi di kampungnya masih relatif cukup.
"Alhamdulilah distribusi logistik masih lancar, mudah-mudahan seterusnya seperti ini," katanya.
Hari keempat pascagempa, kemarin, bantuan logistik dari berbagai daerah juga masih terus berdatangan ke Cianjur. Sebagian disampaikan langsung para pemberi bantuan kepada para korban.
Sebagian dititip di posko utama penanganan bencana di Pendopo Cianjur.
Mimin Pilih Tinggal Tenda Darurat
Seorang pengungsi di Kampung Gedurhayu RT 42, Mimin (62) mengatakan, ia terpaksa tinggal di tenda darurat yang kondisinya tidak memadai bersama warga lain.
Ia enggan ke rumah lantaran ada gempa susulan apalagi kondisi tembok rumahnya sudah retak-retak.

"Ibu milih tinggal di sini tempatnya aman sama luas tempatnya, jauh dari pohon-pohon jadi aman, jauh dari bangunan, kata Mimin kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022) malam.
"Di sini sudah 4 hari. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," ujarnya.
Mimin bersama warga di pengungsian tenda darurat dekat pemukiman kompak bersuara bahwa di tenda darurat yang disediakan Pemkab Sukabumi terlalu jauh dari rumah dan minim MCK.
Terlebih, pengungsi banyak yang memiliki anak kecil.
"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat dari pada di bawah (tenda disediakan Pemda)," ucap Mimin bersama warga di pengungsian.
Mimin bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya.
Namun, setiap kali memasak ia mengalami kepanikan karena gempa susulan.
Baca juga: Empat Guru TK Al Azhar Korban Longsor di Cianjur Ditemukan, Satu Jasad Sedang Mendekap Anaknya
Ia pun lari hingga terjatuh, terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.
"Kalau masak di rumah aja, kalau pas ada gempa susulan ibu lari, masaknya berhenti dulu, kompor dimatiin dulu, kalau habis masak, nyuci, itu ke sini lagi," kata Mimin.
"Bukan kerasa lagi (kalau ada gempa susulan), rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat, red) saking paniknya," ujarnya.
"Mana itu rumah di samping tembok pecah, genting pada jatuh," ucap Mimin, mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.
Mimin mengaku membetahkan diri tinggal di tenda darurat yang kondisinya reot dan hanya ditopang bambu seadanya.
Ia dan pengungsi lain berharap ada bantuan terpal, selimut dan tempat tidur.
"Tinggal di sini di betah-betahin aja Ibu mah kalau ada mah tenda aja sama tempat tidur, terpal," ujarnya.

Data Terakhir Dampak Gempa Cianjur
Korban meninggal dunia akibat bencana gempa di Cianjur, kini bertambah pada Kamis (24/11/2022).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.
Penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.
"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers.
Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.
Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.
Baca juga: Kisah Rumah yang Masih Berdiri di Tebingan Longsor, Ada Kejadian Misterius Bikin Pemiliknya Kapok
Untuk korban hilang, lanjut Suharyanto, kini menjadi 39 orang.
Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.
"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.
Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.
Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.
Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.
Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.
"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Khawatir Gempa Susulan, Warga Kampung Warungbatu Cianjur Pilih Tidur di Kandang Domba