Temuan Mayat Satu Keluarga

3 Persamaan Film House Of Secret dengan Kasus Kematian Kalideres, Peran Budyanto Sama dengan Lalit

Cocokologi masyarakat awam terhadap kasus kematian satu keluarga di Kalideres dengan film House of Secrets: The Burari Deaths, semakin mendekati.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
Kolase
Cocokologi masyarakat awam terhadap kasus kematian satu keluarga di Kalideres dengan film Docuseries House of Secrets: The Burari Deaths, kini semakin mendekati. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Cocokologi masyarakat awam terhadap kasus kematian satu keluarga di Kalideres dengan film Docuseries House of Secrets: The Burari Deaths, kini semakin mendekati.

Polisi menemukan sejumlah bukti yang merujuk terhadap adanya ritual mistis di rumah Kalideres.

Bahkan, yang paling membuat keduanya semakin cocok adalah, hanya satu orang yang sebenarnya meyakini, namun mengajak semua anggota keluarga untuk mengikutinya juga.

Docuseries House of Secrets: The Burari Deaths merupakan film dokumenter yang diangkat dari kasus di India tahun 2018 silam.

Sebanyak 11 orang anggota keluarga di Burari ditemukan tewas dalam rumah.

Banyak spekulasi, mulai dari pembunuhan sampai masalah utang.

Namun itu semua terpatahkan setelah Polisi menemukan abu bekas ritual yang diperkuat isi buku harian.

Nah, di Indonesia justru terjadi kasus temuan empat anggota keluarga ditemukan meninggal di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat pada 10 November 2022.

Berikut ini 3 persamaan kasus Kalideres dengan House of Secrets: The Burari Deaths :

1. Tak Ada Tanda Kekerasan

Pada kasus kematian empat keluarga di Kalideres ditemukan faktan bahwa tak ada tanda kekerasan, bahkan masalah yang melilit keluarga tersebut.

Keempat anggota keluarga yang terdiri dari seorang kepala keluarga beserta istri, anak dan adiknya itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di tempat yang berbeda-beda.

Baca juga: Kasus Kematiannya Masih Misteri, Terkuak Cara Satu Keluarga di Kalideres Jual Barang Tanpa Ketahuan

Mereka adalah Rudyanto Gunawan, Renny Margaretha Gunawan, Dian Febbyana Apsari Dewi, dan Budyanto Gunawan.

Tidak ada tanda kekerasan di masing-masing jasad yang diketahui meninggal dalam waktu berbeda tersebut.

Namun dokter mengungkap bahwa lambung keempatnya ditemukan dalam kondisi tak ada makanan.

Sempat muncul dugaan satu keluarga ini tewas karena kelaparan, namun hal itu dibantah oleh polisi.

Apalagi keluarga tersebut juga diketahui memiliki aset yang berjumlah miliaran.

"Iya, dalam arti bukan kelaparan terus mati, tapi ini masih kami dalami lebih lanjut lagi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, Selasa (15/11/2022).

Selain tak ada tanda kekerasan, barang-barang milik keluarga itu juga tak ada yang hilang.

Namun, terungkap bahwa barang-barangnya dijual mulai dari blender, AC, mobil hingga rumah yang juga berencana dijual.

Hal itu juga sama seperti di film House of Secrets: The Burari Deaths, di mana tak ada tanda kekerasan pada 11 jasad keluarga yang ditemukan meninggal dunia di rumah tersebut.

Ada 10 jasad yang ditemukan tewas tergantung di langit-langit rumah dalam kondisi tangan terikat ke belakang, mata ditutup kain, dan mulut dilakban.

Selain itu, di sudut ruangan ada sang nenek yang tewas tercekik.

Meski kondisi tangannya terikat, namun tidak terlihat ada tanda perlawanan dari para jasad tersebut.

Diduga semuanya melakukan hal itu dengan sukarela.

Bahkan harta benda di rumah tersebut juga tidak ada yang hilang.

Sama seperti kasus Kalideres, jasad yang ditemukan dalam satu rumah itu merupakan wanita paruh baya bersama anak-anak, menantu dan cucu-cucunya.

2. Satu Orang Jalani Ritual

Penyidik Polda Metro Jaya bersama tim asosiasi psikologi forensik, menemukan fakta soal kasus kematian satu keluarga di Kalideres.

Tamuan baru itu yakni soal adanya ritual yang dijalani oleh anggota keluarga tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, tidak semua anggota keluarga menganut kepercayaan yang dimaksud.

Menurut Hengki Haryadi, salah satu penghuni rumah bernama Budyanto Gunawan adalah orang diduga kerap menjalani ritual tertentu.

Budyanto Gunawan merupakan adik dari pemilik rumah, Rudyanto Gunawan.

"Bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Budyanto. Bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki dilansir dari Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: 4 Kejanggalan Kasus Satu Keluarga di Kalideres Tewas, Hidup Bersama Mayat hingga Pesan Aneh di HP

Temuan baru terungkap setelah polisi bersama tim Asosiasi Psikologi mempelajari keterangan saksi dan melihat bukti-bukti yang ditemukan di lokasi identik dengan ritual tertentu.

"Ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki.

Pada film House of Secrets: The Burari Deaths, diketahui ada satu orang yang kerap melakukan ritual, yakni Lalit.

Lalit diketahui merupakan anak bungsu dari wanita paruh baya yang ditemukan tewas di rumah tersebut.

Rumah itu dihuni oleh tiga generasi yang merupakan ibu, istri, kakak, kakak ipar, anak dan keponakan Lalit.

Diceritakan bahwa Lalit kerap melakukan ritual untuk membuat kondisi keluarganya jadi lebih baik.

Sebab, kondisi keluarganya sempat turun sejak ayah Lalit meninggal dunia.

Namun sejak Lalit melakukan ritual, kondisi keuangan keluarga mereka perlahan mulai meningkat.

Pada kasus di Burari ini diketahui bahwa yang kerap melakukan ritual hanyalah Lalit saja.

Namun seluruh anggota keluarganya patuh dan menuruti semua perintah Lalit, termasuk merahasiakan ritual yang kerap dilakukan di rumah mereka.

3. Temukan Buku Mantra dan Kemenyan

Pada kasus kematian satu keluarga di Kalideres, dugaan adanya praktik ritual tertentu yang dijalani oleh Budyanto Gunawan menemui titik terang setelah polisi menemukan buku mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki Haryadi.

Dengan demikian, Polda Metro Jaya berencana memanggil dan meminta keterangan pada ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan mengnalisa soal temuan buku mantra tersebut.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki Haryadi.

Hengki Haryadi juga mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.

"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata dia.

Baca juga: Isi Pesan di Ponsel Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Dianalisa Polisi, Ada Chat Bahasa Inggris

Pada kasus di Burari, kematian 11 anggota keluarga itu ternyata sudah dituliskan dalam sebuah diary milik Lalit, si anak bungsu.

Dalam diary tersebut, tertulis sebuah khayalan yang tidak masuk akal.
 
Terkait sebuah konsep “keselamatan massal” dengan cara gantung diri sebagai pilihan terbaik.

Selain itu, terdapat pula rincian yang sesuai dengan kondisi di TKP.
 
Tentang bagaimana mayat-mayat ditemukan dengan wajah tertutup, mulut diplester, tangan terikat, dan telinga yang disumbat kapas.

Termasuk alasan kenapa sang nenek ditemukan tewas tidak dalam kondisi tergantung, melainkan berbaring di lemari dengan kondisi terikat ke lemari.

Di rumahnya juga ditemukan abu bekas ritual yang dilakukan oleh keluarga tersebut.

Pada diary tersebut juga disebutkan bahwa seluruh anggota keluarga harus mendengarkan perintah Lalit agar semuanya selamat.

Bahkan disebutkan pula bahwa aktifitas gantung diri itu juga merupakan bagian dari ritual yang mereka jalani dan sudah direncanakan sejak 8 tahun sebelumnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved