Teror Bom di Bandung
Lindungi Polisi Lainnya, Ini Detik-detik Aipda Sofyan Tewas di Insiden Bom Bunuh Diri Polsek Bandung
Detik-detik gugurnya Aipda Sofyan diceritakan oleh saksi yang berada di lokasi saat kejadian. Bahkan, almarhum juga sempat jalan sempoyongan hingga
Setelah antar UGD ditangani dokter, Agus memilih pulang ganti baju karena kemeja putih penuh darah.
"Saya tidak menyangka pak Sofyan meninggal, saya sangat kehilangan beliau orangnya baik," ujarnya.
Titin yang menolong pertama kali mengatakan, saat bom meledak beberapa saat kemudian terlihat ada polisi berjalan sempoyongan sendiri leher berlumuran darah.
Titin masih dalam keadaan kaget saat melihat pak Sofyan sempoyongan langsung digandeng.
Ia berteriak minta tolong.

"Sayang hanya bisa berteriak teriak minta tolong. Pak Sofyan sudah muntah darah dan keluar darah juga dari hidung," ujarnya.
Sofyan terkenal baik setiap hari selalu parkir di belakang kantor kelurahan Nyengseret sebelum bertugas Babinkamtibmas Karanganyar.
Sampai ini motor almarhum masih terparkir di kantor kelurahan lengkap dengan rompi nya masih tergantung di motor.
Lindungi Polisi Lainnya
Aipda Sofyan meninggal dunia karena terkena ledakan dari peristiwa bom bunuh diri tersebut.
Kasat Binmas Polrestabes Bandung, AKBP Sutorih, menyebut Aipda Sofyan dianggap sebagai seorang pahlawan karena berusaha melindungi para anggota polisi lainnya.
Baca juga: Bawa 2 Hanya 1 yang Meledak, Badan Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Bandung Terpental
Sutorih mengungkapkan, jajaran Polsek Astana Anyar tengah menggelar apel pagi sebelum aksi bom bunuh diri terjadi.
"Saat itu apel pagi pintu gerbang ditutup. Pelaku memaksa masuk dan dihalangi Babinsa."
"Kebetulan saat itu almarhum yang menghalangi (pelaku) supaya tidak masuk," ungkap Sutorih di pemakaman Sukahaji, Kota Bandung, Rabu, dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, ketika mengadang pelaku bom bunuh diri, Aipda Sofyan sempat bersitegang dengan pelaku.