Sosok Peserta yang Tewas Akibat Insiden Tarik Tambang Terkuak, Niat Pecahkan Rekor Berakhir Tragis

Lomba tarik tambang pemecahan rekor MuRI di Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (18/12/2022) berakhir mengenaskan

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Tribun Timur
Acara tarik tambang pemecahan rekor MuRI di Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (18/12/2022) berakhir tragis. Satu orang peserta meninggal dunia gara-gara terpental. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gelaran lomba tarik tambang yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin ( Unhas) berakhir tragis.

Satu peserta tewas dan empat orang warga luka-luka akibat insiden tarik tambang yang digelar Minggu (18/12/2022) pagi.

Satu korban meninggal dunia di lokasi tarik tambang usai kepalanya terbentur pembatas jalan beton.

Akibat benturan tersebut, kepala korban pecah dan bersimbah darah.

Sementara peserta lainnya terpental dan luka-luka.

Atas insiden tersebut, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengurai ucapan duka cita.

"Saya menyampaikan rasa duka yang mendalam baik secara pribadi, baik sebagai wali kota, baik sebagai ketua ika Sulsel," kata Danny Pomanto dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Timur.

Awalnya, diduga insiden tarik tambang itu terjadi karena tali putus.

Namun belakangan, salah satu panitia mengungkap fakta sebenarnya.

Baca juga: Keseruan Tim Persikabo 1973 Saat HUT Ke-77 RI, Pemain Antusias Ikut Joget Balon Hingga Tarik Tambang

Kini, korban telah dibawa ke rumah duka.

"Atas insiden ini. Kita tidak pernah mau ada yang seperti ini. Makanya kita berusaha se safety mungkin sejak awal. Bahkan saya datangi satu-satu tadi. Tapi namanya insiden tidak ada yang pernah duga. Antisipasi itu sudah lengkap," ungkap Danny Pomanto.

Perihal sosok korban tewas, Danny mengungkapkannya.

Rupanya korban yang tewas adalah seorang kader PKK sekaligus Ketua PKK.

Danny Pomanto yang juga menjabat sebagai Ketua Alumni Unhas Sulsel pun langsung mengunjungi rumah duka.

"Saya minta semua diurus termasuk BPJS nya apa semua. Teman-teman harus urus dengan baik. Saya akan ke rumah duka. Ini ketua panitia sama ketua harian mendampingi mayat ke rumah duka," pungkas Danny Pomanto.

Ilustrasi penemuan jenazah
Ilustrasi penemuan jenazah (Net)

Untuk diketahui, sedianya lomba tarik tambang tersebut dibuat guna memecahkan rekor MURI lantaran melibatkan 5.000 orang.

Peserta merupakan gabungan dari alumni Unhas dan warga kota Makassar yang terbagi dalam dua tim, A dan B.

Untuk diketahui, tim A titik awalnya berada di Perempatan Jalan Sudirman-Jalan Ahmad Yani yakni di depan RSIA Pertiwi.

Sedangkan Tim B depan PT Sangyangseri Jalan Ratulangi ke titik tengah depan RSIA Pertiwi Jalan Jenderal Sudirman.

Lomba tarik tambang ini digelar di sepanjang Jl Jendral Sudirman pukul 06.00 Wita.

Pada lomba tersebut, peserta membentangkan tali dengan panjang 1.540 meter.

Baca juga: Tewaskan Dua Orang, Ini Kronologi Kecelakaan Truk Tabrak Motor di Cigudeg Bogor

Kronologi Asli

Terkait kronologi asli insiden tarik tambang tersebut, Panitia alumni Unhas Sulsel, Mursalin mengungkap fakta sebenarnya.

Mursalin membantah bahwa insiden tarik tambang yang menewaskan satu peserta itu ada unsur kesengajaan.

Ia pun menceritakan detik-deti insiden tarik tambang.

Acara tarik tambang pemecahan rekor MuRI di Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (18/12/2022) berakhir tragis. Satu orang peserta meninggal dunia gara-gara terpental.
Acara tarik tambang pemecahan rekor MuRI di Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (18/12/2022) berakhir tragis. Satu orang peserta meninggal dunia gara-gara terpental. (kolase Tribun Timur)

Diungkap Mursalin, awalnya korban sedang selfie bersama peserta tarik tambang yang lain sembari memegang tali tambang.

Di momen itu, korban tak sadar hingga terseret tali di tengah-tengah selfie.

"Dia main selfie ibu-ibu ini, pegang-pegang tali sambil selfie jadi seakan-akan dia pegangan tali begitu. Tiba-tiba tertarik. Jadi tidak ada unsur kesengajaan. Sementara selfie, tarik orang tali langsung jatuh. Terseret tali," kata Mursalin dikutip dari Tribun Timur.

Lebih lanjut, Mursalin membantah bahwa insiden tarik tambang itu terjadi karena tali putus.

Diakui Mursalin, ia bahkan sempat mengimbau para peserta agar tidak berada di sebelah kanan karena di sana ada pembatas jalan betin.

"Nda ada tali putus. Tali besar mana bisa putus. Nda ada (terlilit di leher). Masa bisa terlilit orang banyak. Saya pegang toa disitu mengimbau warga tidak di sebelah kanan," ujar Mursalin.

Menurut Mursalin, insiden ini murni kecelakaan, bukan kelalaian panitia.

"Saya siap bersaksi. Saya di TKP. Di ujung sana ada kecamatan Manggala, kecamatan Rappocini. Diujung tali kecamatan Manggala saya atur baru menyusul kecamatan Rappocini. Begitu, saya stand by disana," ucap Mursalin.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved