Ramai Keracunan Ciki Ngebul, Dinkes Kota Bogor Ajak Dinas Lain untuk Kasih Edukasi ke Pelaku Usaha
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengimbau stake holder untuk mengawasi peredaran produk ciki ngebul.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengimbau stake holder untuk mengawasi peredaran produk ciki ngebul.
Imbauan itu muncul seiring ditemukannya 23 orang di Tasikmalaya keracunan setelah mengonsumsi ciki ngebul walapun di Kota Bogor belum ditemukan kasus serupa.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno meminta untuk semua Dinas terutama Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, PD Pasar Pakuan Jaya, Rumah Sakit dan Puskesmas untuk terus memberikan edukasi terkait bahaya ciki ngebul ini.
"Agar terus memberikan edukasi kepada pelaku usaha dan pihak-pihak terkait terhadap bahaya nitrogen cair terhadap pangan siap saji," kata Retno dalam keterangam tertulisnya, Kamis (12/1/2023).
Retno menjelaskan, penggunaan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang menjadi perhatian dan menimbulkan permasalahan bagi kesehatan ini lantaran ciki ngebul menjadi jajanan dan digemari oleh anak-anak.
Saat dikonsumsi, ciki ngebul ini tidak hanya memberikan rasa dingin, tetapi juga sensasi mulut yang mengeluarkan asap.
Asap pada makanan ini berasal dari nitrogen cair atau liquid nitrogen yaitu nitrogen yang berada dalam keadaan cair pada suhu yang sangat rendah.
Cairan ini jernih, tidak berwarna dan tidak berbau sehingga tidak mengubah rasa jika digunakan untuk makanan.
Namun, tegas Retno, penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau keracunan pangan.
"Gejala timbul setelah mengkonsumsi jajanan jenis ciki ngebul. Bisa menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit, menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair dapat memicu kesulitan bernafas yang cukup parah," tuturnya.
"Mengkonsumsi nitrogen yang sudah dicairkan dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar, karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh," jelasnya.

Bahkan, sambung Retno, ciki ngebul yang menggunakan nitrogen untuk menghasilkan 'ngebul' dapat merusak organ internal tubuh.
Sebagai upaya pencegahan dan peningkatan kewaspadaan pada penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji untuk mencegah terjadinya keracunan pangan, tegas Retno, dilakukan penguatan langkah-langkah koordinasi bersama yang melibatkan berbagai stake holder tersebut.
Retno pun menyiapkan langkah lainnya terkait antisipasi jika kasus keracunan ciki ngebul terjadi di Kota Bogor.
Libatkan 101 Puskesmas, Pemerintah Kabupaten Bogor Perkuat Pengawasan Mutu MBG di Sekolah |
![]() |
---|
Pasca Hujan Debu di Citeureup, Dinkes Kabupaten Bogor Imbau Warga Gunakan Masker |
![]() |
---|
Berantas Penyakit Tuberkulosis di Kota Bogor, Dinkes dan Dedie Rachim Luncurkam Gercep Habis |
![]() |
---|
Hasil Cek Kesehatan 75 Peserta Pesta Gay di Kabupaten Bogor, Mayoritas Idap Penyakit Menular |
![]() |
---|
Sah! Denny Mulyadi Dipilih Jadi Sekda Kota Bogor, Pelantikan Segera Dilakukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.