Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ustadz Muda Aniaya Dua Santrinya di Ponpes Hingga Patah Tulang, Pelaku Tak Ditahan

MDP terbukti menganiaya dua santri sehingga salah satunya, santri berinisial GD (14) mengalami patah tulang pada pergelangan tangan kiri.

Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
Shutteras.comstock via Komp
ILUSTRASI, seorang ustadz muda aniaya dua santrinya hingga patah tulang 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus kekerasan di lingkungan pondok pesantren terjadi di Trenggalek, Jawa Timur.

Kali ini, seorang ustadz menjadi tersangka karena menganiaya santrinya.

Tersangka yang berinisial MDP (17) aniaya dua santrinya hingga patah tulang.

MDP terbukti menganiaya dua santri sehingga salah satunya, santri berinisial GD (14) mengalami patah tulang pada pergelangan tangan kiri.

GD bahkan harus menjalani operasi di RSUD dr Soedomo, Trenggalek.

Sementara satu korban lain berinisial LM (15) mengalami nyeri pinggang dan dianjurkan rawat jalan.

Kasatreskrim Polres Trenggalek, Iptu Agus Salim menjelaskan penetapan tersangka dilakukan setelah petugas memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti.

"Tim penyidik sudah melakukan pemeriksaan termasuk meminta keterangan kepada 3 saksi yaitu teman santri korban dan pengajar di pondok pesantren tersebut," jelasnya dikutip dari Surya.co.id.

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun polisi tidak melakukan penahanan karena MDP masih di bawah umur.

Selain itu, tersangka dianggap kooperatif selama menjalani proses pemeriksaan.

"Di UU anak, kategori dewasa adalah 18 tahun jadi yang bersangkutan belum dewasa. Sesuai dengan Undang - Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) untuk ancaman hukuman di bawah 7 tahun tidak bisa dilakukan penahanan," tambahnya.

Iptu Agus Salim mengatakan dalam proses pemeriksaan tersangka mengaku melakukan penganiayaan karena emosi dengan jawaban korban setelah sempat ditegur.

"Korban dinilai pelaku tidak menjalankan kewajibannya sebagai santri, kemudian ditegur. Karena emosi dengan jawaban korban, pelaku melakukan penganiayaan," sambungnya.

Baca juga: Gara-gara Kecanduan Game Online, Pelajar SMP Bobol Rumah Warga, Pompa Air Hingga 18 Ekor Ayam Raib

Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono mengatakan GD telah selesai menjalani operasi bedah dan sempat dinyatakan mengalami patah tulang tertutup pada pergelangan tangan kiri.

"Kondisinya sadar, baru saja dilakukan operasi bedah sentral dalam rangka mengembalikan fungsi dari tangan pasien. Alhamdulillah berjalan lancar," terangnya dikutip dari Surya.co.id.

Setelah operasi berjalan lancar, korban GD masih dipantau oleh pihak rumah sakit hingga kondisinya membaik.

Dilaporkan Orang Tua Korban

Orang tua GD, Purwanto mengaku kaget ketika mendengar kabar anaknya mengalami patah tulang dan mendapat kekerasan.

Purwanto menerima kabar tersebut dari wali santri lain pada Jumat (20/1/2023) sore.

"Ternyata anak saya mengalami patah di bagian tangan kiri," paparnya, Sabtu (21/1/2023).

Baca juga: Sempat Disangka Penculik, Wanita Asal Cimanuk Hampir Diamuk Massa, Ini Kronologinya

Dari keterangan beberapa saksi, kasus penganiayaan bermula ketika akan diadakan latihan untuk sebuah pentas seni yang akan diselenggarakan pada 28 Januari mendatang.

Kedua korban masih berada di kamar dan belum berangkat untuk latihan pentas seni.

Mengetahui hal tersebut, tersangka sempat menegur dan menanyakan alasan kedua santri tidak segera berangkat latihan.

Tersangka kemudian melakukan penganiayaan tarhadap kedua korban hingga dilarikan ke rumah sakit.

"Anak saya dibanting, hingga mengalami cedera pada tangannya," imbuhnya.

Sebagai orang tua, Purwanto tidak terima anaknya diperlakukan dengan kasar dan melaporkan kasus ini ke Polres Trenggalek.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kekerasan di Ponpes, Ustaz Aniaya Santri hingga Patah Tulang, Pelaku Tak Ditahan karena Ini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved