Jaga dan Implementasikan Nilai-nilai Ramadhan dan Idul Fitri untuk Wujudkan Persatuan Bangsa

Bulan Ramadhan, bulan yang penuh ibadah bagi umat muslim telah usai dengan dirayakannnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah.

Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
Prof Dr Amany Burhanuddin Umar Lubis, Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bulan Ramadhan, bulan yang penuh ibadah bagi umat muslim telah usai dengan dirayakannnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah.

Meskipun telah usai, nilai-nilai ibadah dan keluhuran yang dijalankan di bulan Ramadan perlu dijaga dan diimplementasikan untuk membentuk insan yang bertakwa kepada Allah SWT demi mewujudkan persatuan bangsa.

Sejatinya, puasa mampu menahan dari perbuatan buruk, mengasah kepedulian dan memperkokoh kebersamaan.

Pembentukan takwa dengan latihan spiritual puasa ini harus terus diwujudkan pasca Ramadhan dengan tetap menjaga emosi, mempertajam empati dan memperkokoh persaudaraan kebangsaan.

Prof Dr Amany Burhanuddin Umar Lubis, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta periode 2019 – 2023 mengatakan indikator suksesnya ibadah Ramadhan dan meraih kemenangan dalam Idul Fitri ialah adanya peningkatan ketakwaan seseorang.

Takwa dapat menjadikan diri umat manusia lebih mawas diri, tekun, teliti, dan lebih bertanggung jawab atau menjadi insan kamil yang memahami secara betul fungsi tujuan manusia di dunia ini.

Karena itu, ibadah Ramadhan tidak hanya untuk kepuasan spiritual pribadi, melainkan juga untuk hubungan sosial.

“Ibadah puasa di bulan Ramadan bukan hanya ibadah mahdah, tetapi ibadah sosial, yaitu banyak silaturahim, sedekah, zakat dan juga infak yang diberikan kepada yang membutuhkan,” ucap Amany.

Untuk itu, wanita kelahiran Kairo, Mesir pada 22 Desember 1963 ini mengatakan sebagai makhluk Allah yang diberi akal sebagai khalifatullah di muka bumi, maka sejatinya manusia harus memakmurkan bumi, harus kita berhubungan baik dengan sesama manusia dan juga alam semesta, melestarikan lingkungan hidup, menjaga agar tidak terjadi dampak buruk, mencegah terjadi bencana alam yang diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri.

Amany menambahkan, pascaramadhan menjadi momentum penting untuk kita saling memperbaiki diri antar manusia dan manusia dengan Tuhannya.

“Dengan demikian Idul Fitri sangat besar peluangnya untuk kita menjaga perdamaian, kerukunan, persatuan. Dengan semua nilai-nilai yang sudah kita raih selama Ramadhan dan kita wujudkan kebahagiaan itu di Idul Fitri,” tambah Amany.

Ia mengungkapkan Idul Fitri identik dengan kemenangan atas selesainya misi spiritual di bulan Ramadan.

Oleh karena itu, disunahkan untuk saling mengucapkan selamat dengan berakhirnya Ramadan.

Amany mengungkapkan, ucapan ini merupakan syiar umat Islam dan bahkan juga dengan yang non-muslim. Semua bersilaturahim saling memaafkan kesalahan dan polemik yang terjadi untuk merajut persatuan antar anak bangsa,

“Kita selalu diingatkan bahwa silaturahim akan memperpanjang umur, menambah rezeki dan juga mempererat hubungan sosial. Hubungan politik pun dapat menjadi stabil dengan adanya niat untuk bersatu. Kita tidak boleh terpecah belah antar umat dan juga anak bangsa Indonesia,” tambah Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved