Jalan Otista Ditutup

Imbas Jembatan Otista Kota Bogor Ditutup, Emak-Emak Jalan Kaki Antar Anak ke Sekolah

Beragam imbas terjadi saat Jembatan Otista Kota Bogor ditutup total mulai Senin (1/5/2023).

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
SDN Bangka 3 Kota Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Beragam imbas terjadi saat jembatan Otista Kota Bogor ditutup total mulai Senin (1/5/2023).

Mulai dari akses transportasi umum, serta kemacetan mulai terasa sampai hari ini, Rabu (3/5/2023) atau hari kedua penutupan jembatan.

Salah satu yang terkena imbas langsung soal transportasi umum salah satunya 'emak-emak' atau orang tua yang mengantar anaknya berangkat sekolah di SDN Bangka 3.

SDN Bangka 3 ini seperti diketahui merupakan sekolah yang terkena imbas besar akibat penutupan ini karena lokasinya dekat dengan jembatan.

Angkot kini tidak bisa masuk kedalam areal jalan depan sekolah yang memang sudah dibatasi water barier oleh petugas sebelum gerbang masuk sekolah.

Kini, emak-emak harus berjalan dari arah Tugu Kujang untuk bisa mengantatkan anaknya sampai ke depan gerbang.

Biasanya, emak-emak ini tidak usah repot berjalan dari Tugu Kujang. Emak-emak beserta anaknya bisa turun langsung dari angkot di depan gerbang sekolah.

Para 'emak-emak' yang antar jemput anaknya sekolah di SDN Bangka 3, Rabu (3/5/2023).
Para 'emak-emak' yang antar jemput anaknya sekolah di SDN Bangka 3, Rabu (3/5/2023). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Kesulitan akses angkutan kota (angkot) itu justru tidak terlalu dipikirkan oleh 'emak-emak' yang mengantar anaknya.

Sudah dua hari, emak-emak ini menganggap imbas ini hal biasa.

"Biasa aja kalau menurut saya. Ya bedanya memang kita harus jalan kaki dari Tugu Kujang. Saya pun sama turun disitu (Tugu Kujang). Tapi ga masalah," kata salah seroang emak-emak yang mengantar anaknya sekolah Nining saat dijumpai TribunnewsBogor.com di gerbang SDN Bangka 3.

Yang membedakan saat ini, kata Nining, hanya persiapan waktu saja.

Pasalnya, rute dirinya naik angkot ini berubah dan berputar lebih jauh dari rute normal.

"Kalau saya ini dari RS Vania. Biasanya kan muternya ke Jalan Pajajaran lewat Siliwangi. Terus lurus ke Baranangsiang dan sampai sekolah. Saat ini spare waktunya nambah 30 menitan karena harus muter ke Taman Sempur dari arah Suryakencana," jelas Nining.

Hal berbeda diutarakan oleh Ibu Dika yang juga mengantar jemput anaknya sekolah

Dika tidak mempermasalahkan hal itu namun lebih merasa kasihan terhadap sopir.

"Kalau saya memang ga muter jalurnya. Saya dari arah Ciheuleut. Tapi, ya nunggunya rada lama karena mungkin macet dan jalurnya berubah.

Tapi, bedanya kalau saya lebih kasihan aja sama sopir. Harus muter muter dulu dan penumpangnya sekarang jadi sepi," kata Dika dijumpai di lokasi yang sama.

Sudah dua hari ini Dika malah menambahkan ongkosnya kepada sopir.

Dengan alasan, untuk tambah-tambah penghasilan sopir.

"Penumpang sepi terus jalur muter kan saya kasihan aja. Udah dua hari ini saya suka kasih lebih. Buat tambah beli bensin aja," tambah Dika.

Senentara itu, salah seorang sopir jurusan Sukasari-BTM mengatakan, bahwa sepanjang hari ini kondisi angkotnya sepi penumpang.

"Saya keluar dari jam 11 siang. Baru satu rit sih. Tapi, sepi banget gaada penghasilan," kata salah seorang sopir ditanya TribunnewsBogor.com saat terjebak kemacetan di Jalan Jalak Harupat.

Kondisi itu diperparah dengan kemacetan serta rute yang sedikit berubah.

Biasnya, sebelum ditutup, dirinya bisa menaikan penumpang di sepanjang Jembatan Otista Kota Bogor.

"Sudah dua hari ini memang kondisiniya kaya gini. Jalur sekarang kurang penumpangnya, ditambah macet," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved