Cerita Kampung Mati Yogyakarta, Dalamnya Ada Sosok Tangguh Penjaga Keseimbangan, Begini Kondisinya

Septi, siswi kelas 3 SD di Yogyakarta membuat kagum banyak orang. Mental Septi sudah terbentuk sejak dini.

Penulis: yudistirawanne | Editor: widi bogor
Tangkapan Layar Youtube Jejak Bang Ibra
Kisah Kampung Mati di Tengah Hutan Yogyakarta, Warganya Pilih Pergi Kini Hanya Tersisa 1 Rumah 

Namun, karena akses jalan yang rumit dan cenderung sulit dilewati kendaraan, maka tak heran jika banyak yang memiliki pindah ke tempat lain.

Kampung mati tersebut ada di lereng pegunungan, jadi jalanan yang dilewati cukup naik, turun, dan harus berhati - hati.

Pemilik satu - satunya rumah di kampung mati tersebut yaitu Bapak Sumiran dan Ibu Sugiati, yang tak lain merupakan orangtua Septi.

Keduanya sudah tinggal di desa tersebut sejak 24 tahun.

Baca juga: Kampung Mati yang Ditinggal Warganya Dikenal Angker, Ini Alasan Septi dan Keluarganya Tetap Bertahan

Tempat angker

Selain itu, Sumiran membenarkan, jika di hutan tempat dia tinggal memiliki nuansa berbeda.

"Ini ya pak yang waktu itu dibilang tempat angker? Yang meninggal, tempatnya jadi angker," tanya Youtuber.

"Iya," singkat jawab Sumiran.

Sumiran juga mengaku, jika ada rumah yang langsung dibongkar karena dinilai angker.

"Akhirnya rumahnya dibongkar," tuturnya.

Kampung mati Ponorogo

Serupa dengan kondisi di Kulon Progo, kampung mati juga terdapat di Ponorogo.

Sudah sejak lama orang tau Ponorogo dijuluki sebagai Kota Reog atau Bumi Reog namun Ponorogo juga mendapat julukan kota Santri.

Membahas tentang santri, ada sebuah kampung di Ponorogo yang kini sudah mati dan tidak dihuni lagi yang dulunya merupakan kampung santri.

Melansir dari kanal YouTube Jejak Richard, kampung mati tersebut bernama Kampung Mati Sumbulan yang terletak di pelosok Ponorogo.

Baca juga: Kisah Kampung Mati di Tengah Hutan Yogyakarta, Warganya Pilih Pergi Kini Hanya Tersisa 1 Rumah

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved