Dapat Rumah Bantuan, Ini Alasan Septi Tetap Tinggal di Kampung Mati Meski Jarak ke Sekolah 9 Km
Septi siswi SD di Yogyakarta yang jalan kaki lewati hutan ternyata dapat bantuan rumah dari pemerintah.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: widi bogor
Jalur itu setiap harinya harus dilewati Septi untuk menimba ilmu.
Setidaknya butuh waktu hampir satu jam jalan kaki menuju pinggir jalan dusun.
Di pinggir jalan dusun, Septi dan ayahnya Sumiran (49) kemudian melanjutkan perjalanan ke sekolah dengan naik motor.
Sepulang sekolah, Septi biasanya membantu ibunya mencuci piring, menyapu halaman rumah dan memberi pakan hewan ternaknya.
Menurut tetangga Sumiran, Gunawan mengatakan, keluarga Septi sudah mendapat bantuan dari beberapa pihak.
Terutama bantuan sosial Program Keluarga Harapan dari pemerintah, mulai dari bantuan untuk keluar pra-sejahtera, KIP dan KIS, hingga bantuan rumah yang lebih dekat dengan perkampungan warga.
Tapi karena adabeberapa hal yang belum selesai, maka bantuan rumah itu belum ditempati oleh orangtua Septi.
Istri Sumiran, Sugiyanti menceritakan, keluarga mereka belum memutuskan pindah ke rumah baru di tengah pedukuhan karena rumah yang ditempati sekarang merupakan rumah tabon atau warisan orangtua.
Turun temurun mereka hidup di sana, hidup dari alam. Mereka juga mudah mendapat kayu bakar, memetik daun singkong dan daun pepaya, dibikin oseng-oseng lalu dimakan.
Baca juga: Tinggal di Kampung Mati Hutan Angker, Septi Siswi SD Jogja Ternyata Senang: Bisa Jaga Hewan-hewanku
Ada pula kelapa, pisang dan banyak tumbuhan yang bisa disayur. Mereka mengambil air yang berlimpah dari mata air di pegunungan.
Sedangkan listrik disalurkan lewat kabel yang ditarik sejauh tiga kilometer dari desa sebelah.
Mereka juga memelihara ayam dan berharap mendapat tambahan asupan dari telur yang dihasilkan.
Sugiyanti mengakui hidup dalam kesederhanaan lantaran suaminya, Sumiran, hanya buruh serabutan yang sesekali menghasilkan uang dari kerja kasar.
Karenanya, penghasilan keluarga minim masih sulit untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
“Kalau ada rezeki baru bisa beli bawang untuk masak. Kalau tidak ya, masak nasi saja. Tidak pernah beli lauk, ya karena tidak ada (uang),” kata Sugiyanti.
Cita-cita Septi Siswi SD yang Tinggal di Kampung Mati Jogja, Hobi Menggambar, Ingin Jadi Guru Lukis |
![]() |
---|
Tinggal di Kampung Mati Hutan Angker, Septi Siswi SD Jogja Ternyata Senang: Bisa Jaga Hewan-hewanku |
![]() |
---|
Kondisi Meja Belajar Septi Siswi Kelas 3 SD yang Sekolah Jalan Kaki 3 Km, Ada Gambar Pohon Bertaring |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.