Cerita PKL di Jalur Puncak Bogor, Tak Kapok Meski Sering Diusir Satpol PP: Untuk Nyambung Hidup
Meskipun merasa takut akan kedatangan Satpol PP, ia mengaku bingung apabila harus berhenti berdagang di kawasan perkebunan teh itu.
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Sejumlah pedagang kaki lima (pkl) nampaknya tak kapok meski kerap ditertibkan Satpol PP saat berjualan di pinggir Jalan Raya Puncak sekitaran Perkebunan Teh Gunung Mas Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Penertiban tersebut berlangsung pada 1 Juni 2023 lalu, ratusan PKL yang berjualan di kawasan perkebunan teh itu dipaksa untuk tutup dan tidak lagi berjualan di kawasan tersebut.
Berbeda dengan pada saat penertiban, saat ini kawasan perkebunan teh C5 tersebut sudah dihuni oleh puluhan PKL lagi.
Puluhan PKL tersebut nampak masih berjualan dengan barang-barang seadanya, tak sedikit pula barang-barang milik para PKL yang pernah ditertibkan oleh Satpol PP Kabupaten Bogor masih banyak di simpan di tengah-tengah perkebunan teh kawasan C5 Gunung Mas.
Salah satu Pedagang Kaki Lima, asal Cipanas Umi (65), mengaku tak kapok meski sering diusir oleh Satpol PP.
"Iya kemarin kita digusur oleh Satpol PP sudah itu pada galak lagi pas lagi digusurnya," ujarnya pada TribunnewsBogor.com. Kamis (8/6/2023).
Meskipun merasa takut akan kedatangan Satpol PP, ia mengaku bingung apabila harus berhenti berdagang di kawasan perkebunan teh itu.
"Ya mau gimana lagi nyari rezekinya hanya disini, anak-anak saya belum pada kerja, kalau ga jualan saya mau makan apa," tandasnya.
Dengan keadaan tersebut rasa takut yang ia rasakan mesti dirinya lawan, meskipun terkadang ketika harus membuka dagangan harus lihat kesana-kemari terlebih dahulu.
Ia juga mengaku apabila dirinya diberikan kios dirinya siap berpindah tempat asalkan bisa menyambung hidup untuk dirinya beserta keluarga.
"Ya saya takut lah, mangkanya liat-liat dulu kalau mau jualan ada satpol PP ya ga jualan, kalau saya dikasih kios di rest area ya saya terima, jadi saya bisa nyambung hidup lagi," kata dia.
Setiap harinya Umi mengaku berangkat pagi menggunakan kendaraan umum, dari Cianjur menuju sekitaran Perkebunan Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua.
Dirinya enggan pulang ke rumah apabila belum cukup mendapatkan uang guna dibawakan ke anak-anaknya.
"Kalau ga butuh mah saya ga mau jualan kaya gini, saya warga Cipanas datang ke sini pagi-pagi, kalau ga dapet uang ya saya belum bisa pulang," tandasnya.
Meskipun memaksa berjualan Umi mengaku kalau dirinya berjuala di area perkebunan teh C5 itu bukanlah hal yang benar, untuk itu ia mengaku pasrah apabila harus digusur lagi.
"Seharusnya Satpol PP sadar kita hanya sebatas nyari rezeki untuk nyambung hidup, ya jadi gini berjualnya kucing-kucingan jadi saya terimain saja kalau mau digusur lagi," pungkasnya.
Usai Tertibkan Ratusan Bangunan Liar, Pemkab Bogor Bakal Bangun Taman di Kolong Flyover Cileungsi |
![]() |
---|
Tertibkan PKL di Gunungsindur, Satpol PP Kabupaten Bogor Tegas Jalankan Program Nongol Babat |
![]() |
---|
Tak Memiliki Izin, Satpol PP Bongkar Bangunan Liar PKL di Pasar Cisarua Kabupaten Bogor |
![]() |
---|
Terminal Cibinong Bogor Bakal Direvitalisasi, Sopir Angkot Minta Dibangun Halte |
![]() |
---|
Nasib 115 PKL Terdampak Penertiban di Flyover Cileungsi Bogor, Dipindahkan ke Pasar Cileungsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.