Hari Jadi Bogor ke 541

Rangkaian HJB 541, Dedie Rachim Ikut Cuci Monumen Tugu Kujang Kota Bogor

Babakti Tugu Kujang dengan cara mencuci Tugu Kujang menjadi suatu rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) 541 yang mulai dilaksanakan pada hari ini, Jumat (9/

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Prosesi Babakti Tugu Kujang dalam rangka HJB ke 541, Jumat (9/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Babakti Tugu Kujang dengan cara mencuci Tugu Kujang menjadi suatu rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) 541 yang mulai dilaksanakan pada hari ini, Jumat (9/6/2023) sampai Rabu (14/6/2023).

Dengan inisiator budayawan, acara ini dibuka dengan beberapa pujian-pujian dengan menggunakan bahasa sunda.

Namun, dibalik acara rutin tahunan yang digelar setiap HJB, ternyata babakti Tugu Kujang ini sudah ada sejak periode tahun 1990 an.

Saat itu, budayawan merasa, bahwa Tugu Kujang harus dibersihkan setiap tahunnya dengan tujuan untuk menjaga kelestarian budaya sunda di Kota Bogor.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengapresiasi hal yang dilakukan oleh budayawan dalam rangka menjaga kelestarian budaya ini.

"Yang pertama apresiasi dulu kepada pihak pihak pelaku sejarah. Termasuk juga budayawan yang menginisiasi ngumbah kujang sejak tahun 1990 lalu," kata Dedie Rachim di Tugu Kujang.

Dedie Rachim menjelaskan, setiap tahunnya memang sejak tahun 1990 lalu, babakti Tugu Kujang dengan cara mengumbah atau mencuci ini menjadi agenda rutin tiap tahunnya.

Namun, Babakti Tugu Kujang ini, sempat terhenti saat pandemi melanda.

"Jadi ini menjadi bagian tradisi Kota Bogor didalam rangka HJB setiap tahunnya. Ini sempat terhenti karena pandemi. Tapi, insyaalah kedepan dengan kondisi yang lebih baik lagi dan normal kita lestrasikan tradisi yang baik ini," jelas Dedie Rachim.

Dedie Rachim menambahkan, Babakti Tugu Kujang ini tak lain dijadikan sebagai momen mengingat para leluhur serta mengenangnya.

Dalam arsip cerita yang ia miliki, sambung Dedie Rachim, lewat Tugu Kujang, Kota Bogor belajar terhadap leluhur sebelumnya terhadap visi yang dijalankan dalam falsafah budaya sunda.

"Jadi, kujang ini adalah simbol kesejahteraan dan bukan alat membunuh. Dengan kita lestarikan kita insyaalah akan mengenal adilihungnya seni tradisi sunda khususnya bogor ini," tambah Dedie Rachim.

Kedepannya, Babakti Tugu Kujang ini, akan dilestarikan sebagai bentuk warisan tak benda.

"Kila lestarikan kedepan sebagai bentuk warisan tak benda yang terus menerus dijadikan sebagai pengingat untuk membangun Kota Bogor," ungkap Dedie Rachim.

Sementara itu, budayawan Cecep Thoriq mengatakan, bahwa babakti ini harus dilestarikan.

Tetapi, Cecep Thoriq menambahkan, dalam Babakti Tugu Kujang ini, tidak bisa menggunakan air sembarangan.

"Airnya tiga tempat. Yakni kita ambil di Cidangiang, Cialengka yang ada di bawah Amarosa, serta Cikahuripan yang ada di Kebun Raya Bogor," kata Cecep Thoriq.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved