Alami Sakit Saat Kencing Usai Diperkosa Lansia, Gadis 9 Tahun: Aku Ditindihin Sama Kakek-kakek Itu

Farida (32) mengungkapkan, anaknya NHR (9) pernah mengeluhkan kemaluannya terasa sakit saat ia buang air kecil.

Editor: Vivi Febrianti
Istimewa/kolase
Ilustrasi. Farida (32) mengungkapkan, anaknya NHR (9) pernah mengeluhkan kemaluannya terasa sakit saat ia buang air kecil. Hal itu terjadi usai NHR diperkosa oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S alias UH (65) sepanjang 2021-2022 di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Farida (32) mengungkapkan, anaknya NHR (9) pernah mengeluhkan kemaluannya terasa sakit saat ia buang air kecil.

Hal itu terjadi usai NHR diperkosa oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S alias UH (65) sepanjang 2021-2022 di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Namun, awalnya, NHR tak berterus terang soal peristiwa kekerasan seksual yang dialaminya.

"Anak sering duduk sambil menekan-nekan kemaluannya. Kalau pipis, bilangnya sakit. Saya tanya kenapa, katanya kepentok sepeda," ujar dia di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023).

"Saya periksa juga, pada memar biru selangkangannya. Saya obatin, bawa ke puskesmas," imbuh Farida.

Keluhan ini muncul pada 2021, dan hanya sekali.

Setelah itu, ia tidak menerima keluhan apa pun dari NHR.

Mulanya, Farida memercayai apa yang dikatakan anaknya.

Namun, pada Maret 2023, semuanya terungkap.

Ternyata, keluhan itu karena NHR sudah menjadi korban pemerkosaan UH.

Farida baru mengetahuinya setelah mendapat telepon dari pihak keluarga pada 7 Maret 2023.

Mereka memberi tahu petaka yang menimpa NHR, dan menyuruh Farida segera ke rumah ibunya di Lubang Buaya.

Kebetulan, NHR tidak tinggal dengan Farida di Pinang Ranti.

Ia memilih tinggal bersama neneknya agar lebih dekat menuju sekolahnya.

Setibanya di Lubang Buaya, Farida diceritakan bahwa NHR telah menjadi korban pemerkosaan oleh UH sebanyak lima kali.

Pemerkosaan terakhir terjadi pada Desember 2022.

Korban cerita ke temannya

Aksi bejat pelaku terungkap usai NHR menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang ia alami kepada temannya, DH (12).

"Dia cerita, 'Aku pernah ditindihin sama kakek-kakek itu sampai dimasukin punyaku'. DH langsung cerita ke ponakan saya, AP (15)," ungkap Farida.

Akhirnya, kabar itu pun sampai ke telinga keluarga besar. 

Saat menerima telepon dari keluarga, Farida langsung berangkat ke Lubang Buaya dalam keadaan terkejut dan menangis.

"Setelah itu (bertemu dengan keluarga), baru ke pak RT. Pelaku (UH) dipanggil juga, dan dia mengakui perbuatannya," ucap dia.

Menurut pengakuan UH, NHR diperkosa sebanyak lima kali.

Pertama, ia memerkosa NHR di rumahnya sendiri. Empat kali berikutnya, UH memerkosa NHR di gudang di depan rumahnya.

Sebenarnya, NHR hampir kembali menjadi korban pemerkosaan untuk yang keenam kalinya pada Desember 2022.

Namun, aksi UH digagalkan oleh DH, yang tidak sengaja melihat NHR bersama UH di dalam gudang.

Menurut Farida, UH mengiming-imingi anaknya uang jajan sebesar Rp 2.000-Rp 5.000.

Setelah pertemuan di rumah Ketua RT, Farida sekeluarga langsung melapor ke Polsek Cipayung.

Namun, mereka langsung diarahkan dan diantar ke Polres Metro Jakarta Timur.

Akan tetapi, ucap Farida, sempat ada saran yang dilontarkan agar dirinya tidak melaporkan kasus perkosaan ke polisi.

"Awalnya dibilang, kenapa enggak diselesaikan secara kekeluargaan dulu. Karena posisinya NHR anak saya, saya maunya cepat laporan," ungkap dia.

"Pas nyuruh kekeluargaan, itu cuma saran aja sih. Enggak ada pemaksaan dan penahanan terhadap saya. Semuanya nerima keputusan saya untuk lapor ke polisi," sambung Farida.

Laporan langsung dibuat dengan nomor LP/B/621/III/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA pada 7 Maret pukul 00.15 WIB.

Sejak laporan dibuat, Farida, korban, dan beberapa saksi sudah dipanggil beberapa kali untuk pemeriksaan.

Namun, sepengetahuannya, UH hanya dipanggil sekali pada April. Lebih lanjut, ia belum mendengar kabar terbaru soal keberlangsungan laporannya.

"Pelaku juga sempat masih nyantai-nyantai aja di rumah (sejak dilaporkan). Cuma sekarang ini, dengar-dengar katanya udah pindah sekeluarga. Enggak ada yang tahu ke daerah mana," kata Farida.

"Yang saya bingung, pelaku enggak langsung ditahan pas jujur di pak RT. Pas lapor ke polisi kenapa enggak langsung ditangkap, kan udah ada korban dan saksi. Saksi yang dengar keterangan UH pas di rumah RT juga banyak," imbuh dia.

(Kompas.com/Nabilla Ramadhian)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved