Kisah Pengrajin Dandang asal Cigombong Bogor, 49 Tahun Tetap Bertahan Meski Peminatnya Berkurang
Seperti menolak mati, terus bertahan melawan modernisasi, Kampung Nagrog enggan berhenti untuk terus menciptakan generasi membuat dandang hingga panci
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
"Kalau saya bikin dandang doang, kalau panci ini punya pedagang doang yang diservis, dulu mah suka bikin sekarang nggak," paparnya.
Bukan hanya produktivitasnya saja yang menurun jam kerja Mumuh pun demikian.
Diusianya yang sudah menginjak 60 tahun, Mumuh kerap kali bekerja menyesuaikan staminanya saja.
"Kalau normalnya dari jam 7 sampai jam 6. Sekarang mah semampunya aja sama semaunya aja. Kalau males ya nggak buat, kadang sampai jam 12 aja," tandasnya.
Saat ini dengan keterbatasannya Mumuh hanya mampu mendapatkan penghasilan diangka Rp 75.000 hingga Rp 100.000 saja dalam sehari.
"Sekarang mah pesanannya gak sebanyak dulu, terus juga kan tenaga saya gak sebagus dulu jadi penghasilan seadanya saja dicukup-cukupi insyaallah," terangnya.
Meskipun segalanya bisa dikatakan serba terbatas, Mumuh masih tetap tekun membuat dandang dan kepada siapa saja membutuhkan dandang buatannya.
"Jualnya ke siapa aja yang mau, kalau gak ada pisan ke pengepul, pengepulnya jual lagi ke Banten sama ke Pedagang," pungkasnya.
Pria yang Lompat dari Jembatan Garendong Rumpin Ditemukan Tewas di Ciseeng, Hanyut Sejauh 3 KM |
![]() |
---|
Hilang 3 Hari Usai Pamit Pergi Mancing ke Danau, Remaja di Hambalang Bogor Ditemukan Tewas |
![]() |
---|
Sindir KLH, Mulyadi Minta Prabowo Evaluasi Kebijakan Penyegelan Lokasi Wisata di Puncak Bogor |
![]() |
---|
Sambut Baik Rencana Pengolahan Sampah Jadi Listrik di TPA Galuga, Pemkab Bogor Beri Dukungan |
![]() |
---|
Kisah Miris Satu Keluarga di Rancabungur Bogor Tinggal di Gubuk Kecil, Sosoknya Luput dari Sorotan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.