Terganggu Pembangunan Jembatan Cikereteg Bogor, Warga Ciawi dan Caringin Gelar Demonstrasi

Masyarakat yang tinggal disekitar jalan alternatif penghubung antara Kecamatan Caringin dan Kecamatan Ciawi melakukan aksi demo di Jembatan Cikereteg,

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Unjuk Rasa Warga Penghuni Jalan Alternatif Kecamatan Caringin dan Kecamatan Ciawi, di Jembatan Cikereteg, Kabupaten Bogor, Selasa (4/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu TopamiĀ 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Masyarakat yang tinggal disekitar jalan alternatif penghubung antara Kecamatan Caringin dan Kecamatan Ciawi melakukan aksi demo di Jembatan Cikereteg, Kabupaten Bogor, Selasa (4/7/2023).

Aksi demo tersebut diikuti oleh 50 orang dari Kecamatan Caringin dan 70 orang Kecamatan Ciawi, khusunya masyarakat Desa Ciderum dan Masyarakat Kampung Cibolang yang notabene dua desa yang dilalui jalan alternatif tersebut.

Menurut koordinator Aksi, Awan Setiawan, aksi tersebut digelar lantaran dampak yang ditimbulkan akibat proyek pembangunan Jembatan Cikereteg.

Adapun dampak yang dirasakan warga setempat di antaranya ialah bunyi bising knalpot pengendara yang kerap kali menganggu waktu istirahat warga, jalan yang mulanya baik jadi rusak hingga keselamtan pengendara yang terancam apabila melintasi jalan alternatif tersebut.

"Gak ada itikad dari pihak proyek untuk melihat ke bawah. Nah dari situ yang dirugikan ialah masyarakat kampung Cibolang dan Kampung Ciderum. Kita udah pengajuan secara baik-baik datang kesini, dalam waktu 5 hari tidak ada respons sama sekali akhirnya kita aksi kesini," ujarnya kepada wartawan usai aksi di Jembatan Cikereteg.

Ia juga menjelaskan kalau pihak PUPR ataupun pengerja jembatan sebelumnya tidak pernah ada pemberitahuan kalau Jembatan Cikereteg akan ditutup total.

"Sebelumnya belum ada pembicaraan apapun bahwa kampung kita akan dijadikan jalan alternatif, tiba-tiba ditutup aja udah, tiba-tiba banyak yang lewat," imbuhnya.

Selain itu dirinya juga turut mengungkapkan dampak besar dari ribuan pengendara yang melintasi jalan alternatif kampung Cibolang dan desa ciderum itu.

"Kerugian akibat kecelakaan belum tau, tapi yang terlibat dari kondisi jalan gitu, terus warga sekitar jalan alternatif juga kayak yang punya toko ataupun yang jualan di rumahnya jadi susah," bebernya.

Ia juga berharap agar pihak kontraktor ataupun PUPR dapat memberikan perhatian kepada para warga yang turut mengamankan pada pengendara di jalan alternatif tersebut.

"Kita jaga 24 jam, tapi masyarakat menggunakan jalan kita itu bukan masyarakat Cibolang ataupun Ciderum, tapi masyarakat luar. Harusnya pihak PUPR atau kontraktor ada partisipasi ke kita gitu," pungkasnya.

Sementara itu Kapolsek Ciawi, Kompol Agus Hidayat, menjelaskan bahwa warga yang melakukan aksi tersebut akibat geram karena aspirasinya tidak pernah didengar oleh PUPR maupun pihak pekerja Jembatan Cikereteg.

"Tuntutan-tuntutan dari warga itu belum tersentuh mungkin warga Geram akhirnya ada aksi ini," terangnya.

Meskipun sudah menggelar aksi, namun hasil yang didapat ataupun diinginkan oleh aksi masa belum bisa dikabulkan.

Menurutnya, akan segera dilakukan mediasi terkait tuntunan aksi masyarakat hari ini.

"Sampai saat ini belum ada titik terang, kemungkinan besar besok akan digelar pertemuan dari segala unsur pimpinan yang ada. Baik PUPR, pengembang dan beberapa unsur masyarakat, RT, RW kepala desa kami dan camat," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved