Usulkan Desain Tandingan Bumi Ageung Batu Tulis, HZ Putra : Lestarikan Pusaka dan Jati Diri Sunda
Rancangan bangunan Bumi Ageung Batu Tulis memang sebelumnya menjadi polemik karena dinilai tak sesuai dengan budaya Sunda.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis Pakwan Kota Bogor memberi usulan desain untuk Bumi Ageung Batu Tulis.
Desain ini dianggap sebagai tandingan dari rancangannya yang sebelumnya sudah ada.
Rancangan bangunan Bumi Ageung Batu Tulis memang sebelumnya menjadi polemik karena dinilai tak sesuai dengan budaya Sunda.
Diketahui Pemerintah Kota Bogor tengah merancang Bumi Ageung Batu Tulis di lahan seluas 3,248 hektare dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 16 miliar.
Pemkot Bogor lewat Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Kepala Disparbud Kota Bogor Iceu Pujiati, perwakilan dari DPRD Kota Bogor, Dandim 0606, Kejaksaan Negeri, Camat dan Lurah Bogor Selatan, dan jajaran lainnya melakukan diskusi bersama Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis Pakwan (MPBABP) Kota Bogor.
Dlaam pertemuan turut hadir juga sejak awal dukungan dari mantan Jajaka Kota Bogor dan Jajaka Parahiyangan Jawa Barat Tahun 1997, Duta Pariwisata Kota Bogor 1999, Jajaka Batik Jawa Barat 2001 Hizriyanda Putra (Hz. putra) yang eksistensi kehadiran dirinya sebagai bentuk kepedulian dalam memperjuangan aspirasi warga sunda Kota Bogor bersama Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis Pakwan (MPBABP) Kota Bogor.
Dalam pertemuan, Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis Pakwan Kota Bogor mempresentasikan Rancang Tapak (Site Plan) desain tandingan kepada Pemerintahan Kota Bogor.
Putra Sungkawa mengatakan, dengan diterimanya design tandingan, dan dipilihnya beberapa orang yang mendapatkan pancen dari pihak Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis-Pakwan Padjadjaran, sesuai dengan skil dan tentu untuk merujuk terhadap detil desain yang diajukan oleh pihak budayawan.
"Desain yang di buat oleh kita Masyarakat Peduli Bumi Ageung Batu Tulis jelas mampu mematahkan referensi desain yang dibuat oleh mereka. Dan desain kita lebih jelas membawa jati diri Sunda dan ciciren kasundaan," tegas Putra Sungkawa, kepada bogorchannel.id.
Pada kesempatan, Hizriyanda Putra menambahkan, selama rancang bangun desain dan fungsi peruntukannya tidak mencerminkan dan memperhatikan kebudayan asli lokal kesundaan pajajaran di Kota Bogor dan mengabaikan keterlibatan budayawan lokal sunda Kota Bogor melalui MPBABP Kota Bogor, maka disitulah proses elaborasi dan kolaborasi dalam langkah toleransi berkelanjutannya menghilangkan peran partisipaif dalam pemajuan kebudayaan terhadap dari warga sunda Kota Bogor itu sendiri.
"Dan ini harusnya menjadi bagian dari fungsi DPRD Kota Bogor yang seharusnya peka dalam aspirasi warga Kota Bogor yang ingin menjaga nilai-nilai keluhuran dan kearifan sunda, menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan mereka. Sehingga semboyan “Rumawa Pusaka Kota” benar-benar nyata merawat seni dengan hati demi melestarikan pusaka peninggalan, adat, dan jati diri sunda seutuhnya," Hizriyanda Putra.
Wali Kota Bogor Optimis Proyek Waste to Energy Segera Terwujud, Sebut PSEL Harapan Baru Atasi Sampah |
![]() |
---|
Siapkan Jalan Menuju Balaikota Bogor Baru, Pemkot Mulai Lakukan Pembersihan Semak |
![]() |
---|
Alasan 21 MBG di Kota Bogor Belum Bersertifikat, Baru 3 yang Lolos |
![]() |
---|
35 Dapur MBG Beroperasi di Kota Bogor, Dedie Rachim : Baru 3 yang Bersertifikat |
![]() |
---|
35 Dapur MBG Kini Ada di Kota Bogor, Dedie Rachim Sebut Baru 3 yang Bersertifikat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.