Curhat Sopir Angkutan Ciawi-Sukabumi, Pendapatan Menurun Imbas Pembangunan Jembatan Cikereteg Bogor

Meskipun saat ini angkutan yang dibawanya melewati tol Bocimi, dirinya mengaku sudah menaikkan tarif, bahkan lebih sering menurunkan tarif

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Sopir Kol Mini Mengeluh Akibat Menjamurnya Ojek Online, Senin (24/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Salah satu sopir kendaraan umum jurusan Ciawi-Sukabumi keluhkan pendapatannya yang kian menurun sejak pembangunan Jembatan Cikereteg di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Sopir Kol Mini, Udin Samsudin (68) mengatakan, tertutupnya jalur utama Bogor-Sukabumi akibat pembangunan Jembatan Cikereteg membuat banyak sopir menjadi kelimpungan.

"Parah makin hancur, bayar tol, terus yang ngarti ongkos mah kasih lebih. Ongkos biasa Rp 30.000 dari Ciawi ke Sukabumi, dari Sukabumi ke Ciawi Rp 35.000," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Senin (24/7/2023).

Meskipun saat ini angkutan yang dibawanya melewati Tol Bocimi, dirinya mengaku sudah menaikkan tarif, bahkan lebih sering menurunkan tarif, akibat sepinya penumpang Kol Mini.

"Kadang-kadang kalau bawa muatan rame Rp 30.000 yang ngerti kasih lebih, tapi misal sepi mah Rp 15.000, Rp 20.000 juga angkut aja daripada gak ada penumpang. Jadi secara kenaikan ongkos mah gak ada, mau gimana lagi," jelasnya.

Menurutnya, faktor utama yang membuat pihaknya kelimpungan bukanlah penutupan total Jembatan Cikereteg, melainkan menjamurnya ojek online.

"Sebenarnya penghasilan mah tidak begitu jauh ya mau lewat tol atau nggak sehari Rp 50.000 sampai Rp 100.000 ya itung-itung macul. Justru yang pengaruh sekali itu adanya ojek online," ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya juga mengatakan, kalau adanya jalan tol membuat pihaknya lebih cepat ketika jalan membawa penumpang.

"Justru enak kalau lewat tol lebih cepat, apalagi kalau Parung kuda udah dibuka," lanjutnya.

"Yang menghancurkan mah ojek online sebenarnya mah," tegasnya.

Sepinya penumpang ini, menurutnya sejak 2020 lalu.

"Dampak ojek online itu berdampak sejak 2020, seandainya ojek online ada aturannya mungkin bisa normal kembali," katanya.

Baca juga: Mobil Sudah Bisa Lewat Jembatan Cikereteg Bogor, Ada Syaratnya

Menurutnya, yang alami dampak terkait menjamurnya ojek online bukan hanya pelaku sopir Kol Mini saja, melainkan angkutan umum lain pun sama.

"Ini bukan kita saja, kendaraan umum lain pun sama kalau yang saya lihat kayak damri sekarang sepi karena dampak online itu," ungkapnya.

Meskipun mustahil, dirinya berharap kedepannya menginginkan pemerintah dapat mengadakan aturan mengenai ojek online.

"Ojek online ada aturannya aja mungkin bisa kayak dulu," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved