Dedie Rachim Minta Penanganan Stunting Terus Kembangkan Inovasi
Menurutnya inovasi dan kreativitas perlu digali untuk membangun kesadaran publik bahwa stunting bukan hanya urusan pemerintah.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) meminta terus kembangkan inovasi dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kota Bogor.
Menurutnya inovasi dan kreativitas perlu digali untuk membangun kesadaran publik bahwa stunting bukan hanya urusan pemerintah.
"Tapi juga urusan dan kepedulian antar warga. Kemudian mungkin juga kepedulian dari dunia usaha dengan pemberian CSR, atau yang lainnya. Untuk bersama - sama membangun generasi yang berkualitas, baik secara fisik dan mental," kata Dedie Rachim dalam Diseminasi Audit Kasus Stunting 1 (AKS 1) Tingkat Kota Bogor Tahun 2023 di Hotel Permata, Kota Bogor.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas Rasmana mengatakan, selain mencari inovasi atas penanganan stunting, tujuan pelaksanaan Audit Kasus Stunting adalah untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran tingkat Kota Bogor.
"Ada delapan lokus stunting berdasarkan Keputusan Wali Kota tentang penetapan Lokasi Fokus Kelurahan Program Penurunan dan Pencegahan Stunting Kota Bogor Tahun 2023. Yakni di Kelurahan Rangga Mekar, Cilendek Timur, Cikaret, Curug, Tanah Baru, Bubulak, Tegallega, dan Kencana," bebernya.
Sementara, sambung Anas, sasaran AKS Tahun 2023 ini sebanyak 53 sasaran. Yakni 4 calon pengantin, 17 ibu hamil, 12 ibu nifas, dan 20 bayi dibawah dua tahun. Anas menyampaikan, sudah banyak pula asosiasi maupun komunitas yang ikut membantu penanganan stunting.
"Ke depan akan kita kumpulkan mereka dan kita berikan inovasi kepada mereka. Kita tidak menerima berupa uang, namun natura berupa telur. Jadi sampai Desember Insya Allah kita aman," kata Anas lagi.
Anas menjelaskan, dari hasil audit tahun ini, ada beberapa poin yang menjadi catatan. Seperti ibu hamil yang tidak mendapat pendampingan gizi, tidak mendapatkan bantuan tunai dan bantuan sosial pangan.
"Ada juga baduta (anak usia di bawah dua tahun) yang memiliki faktor - faktor pengaruh, seperti terpapar asap rokok, anak yang susah makan, tidak mendapat ASI eksklusif dan kurang protein," kata Anas.
Wakil Wali Kota Bogor
Dedie Rachim
Tim Percepatan Penanganan Stunting
TPPS Kota Bogor
Hotel Permata
Pedagang Diizinkan Tetap Berdagang Saat Proses Pembangunan Pasar Bogor, Jenal Mutaqin : Tak Layak |
![]() |
---|
Relokasi PKL Ditunda Sampai Lebaran, Pembongkaran Pasar Bogor Tetap Jalan, Jenal: Sudah Tidak Layak |
![]() |
---|
Ketika Dedie Rachim dan Bima Arya Kembali Bertemu, Pantau Jalur Roda Dua Batutulis Kota Bogor |
![]() |
---|
Didemo Ratusan PKL Pasar Bogor, Pemkot Berjualan Izinkan Berjualan Sampai Lebaran |
![]() |
---|
Green Building Hadir di Kantor Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor, Fasilitas Makin Lengkap dengan RTH |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.