Kasus Pembunuhan di Subang

Masih Ingat Kasus Subang? Polisi Kembali Periksa Saksi, Ada yang Ketar-ketir Rahasia Yayasan Terkuak

Nyaris dua tahun buntu, kasus Subang yakni pembunuhan ibu anak Tuti dan Amalia kembali jadi sorotan. Satu saksi bernama Dedi kembali diperiksa polisi

Penulis: khairunnisa | Editor: widi bogor
kolase Youtube
Nyaris dua tahun buntu, kasus Subang yakni pembunuhan ibu anak Tuti dan Amalia kembali jadi sorotan. Satu saksi bernama Dedi (kiri) kembali diperiksa pihak penyidik Polda Jabar 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Masih ingat kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang terjadi di Subang?

Insiden yang dikenal dengan nama kasus Subang itu terjadi pada 18 Agustus 2021.

Jenazah Tuti dan Amalia ditemukan mengenaskan di dalam mobil Alphard di depan rumahnya di Jalan Cagak, Subang.

Hingga kini di 2023, nyaris dua tahun berlalu, pembunuh Tuti dan Amalia belum diketahui.

Sempat disebut-sebut membuat penyidik pesimis, akhirnya pada pertengahan tahun 2023 kasus Subang kembali disorot kepolisian.

Dikabarkan Kepala Desa Jalan Cagak, Indra Zainal, ada saksi yang kembali diperiksa penyidik Polda Jabar.

Hal tersebut disampaikan Indra Zainal dalam kanal Youtubenya.

Sosok yang menjadi saksi terbaru itu adalah Dedi, mantan pegawai Yayasan Bina Prestasi Nasional milik korban dan suaminya, Yosef.

Kesaksian Dedi

Sebelum diperiksa penyidik, Dedi nyatanya telah berkali-kali diminta keterangan.

Namun entah kenapa pada hari ini, Rabu (1/8/2023) Dedi kembali diperiksa.

Terkait pemeriksaannya tersebut, Dedi sempat bercerita kepada Indra Zainal terkait yayasan.

Cerita perihal yayasan milik Yosef dan mendiang Tuti itu pun sempat diurai Dedi dalam kanal Youtube Yahya Mohammed.

Dikutip TribunnewsBogor.com, Dedi yang mengenakan topi dan baju abu-abu mengungkap sosok yang ketakutan ditanya soal kasus Subang.

Ya, ternyata ada yang diam-diam ketakutan saat disinggung kasus pembunuhan keji tersebut.

Bukan kerabat, suami atau anak-anak, sosok yang ketar-ketir tersebut adalah Wahyu, mantan kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi.

Diceritakan Dedi, Wahyu sejatinya masih menjabat sebagai kepala sekolah pasca-peristiwa pembunuhan.

Pun saat pencarian Dana BOS untuk sekolah, Wahyu masih yang penanggung jawab.

Baca juga: 2 Petunjuk Baru Kasus Subang Dibocorkan Dokter Hastry, Yosep Suami Korban Curigai Sosok Pembunuh

Namun pada Oktober 2021 usai dua bulan pembunuhan, gelagat Wahyu terlihat aneh.

Yakni pada saat hendak mencairkan Dana BOS, Wahyu tak mau didampingi Dedi, Yosef selaku pemilik yayasan dan suami almarhum Tuti.

"Dulu pernah mau pencarian sama Wahyu, itu enggak mau sama saya sama Yosef, dia pengin sama anggota (kepolisian). Pas pencarian dijemput (oleh pihak kepolisian), dalam rangka pencairan BJB itu," ujar Dedi.

Padahal kala itu Dedi hendak menerima Dana BOS sebesar Rp77 juta untuk SMK dan Rp51 juta untuk SMP.

Atas perilakunya tersebut, Dedi sempat curhat ke Dedi.

Bahwa ia takut rahasia yayasan terbongkar gara-gara kasus pembunuhan tersebut.

Wahyu (kiri)  dan Danu (kanan) saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang
Wahyu (kiri) dan Danu (kanan) saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ()

"Wahyu sempat takut sama media, takut ditanya-tanya. Waktu saya ngobrol sama Wahyu, kemungkinan dari yayasan takut terbongkar, kan dia tanda tangan apa-apa. Misalnya pembunuhan, nyangkutnya dari yayasan. Takutnya gitu kata Wahyu," pungkas Dedi.

"Waktu BAP juga (Wahyu) langsung sakit, enggak kuat mental, sempat izin kan dulu hilang katanya," sambungnya.

Bahkan usai dua tahun berlalu, Wahyu masih ketakutan hingga sekarang.

Hal tersebut lantas membuat Dedi curiga.

"Sering ketemu, kemarin juga dia mau kerja. Saya kan gini 'hei, hei', dia malah lari cepat, ngegas," akui Dedi.

"Ada bahasa Pak Wahyu takut motifnya yayasan, apa Wahyu tahu motifnya yayasan?" tanya pemilik Youtube Yahya.

"Kayaknya tahu. Dulu pernah ngomong gitu. Soalnya takut yayasan itu diperiksa," kata Dedi.

Baca juga: UPDATE Kasus Subang Setelah 2 Tahun - 124 Saksi Diperiksa, Polisi Ungkap Hasil Tes 49 DNA

Untuk diketahui, sosok Wahyu juga sempat dicurigai terkait kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.

Hal itu lantaran Wahyu kepergok memantau kondisi TKP setelah insiden pembunuhan.

Wahyu bersama dua orang lainnya, Kosasih dan Opik memantau kondisi TKP dari depan SMA 1 Jalan Cagak.

Petunjuk dari Dokter Hastry

Diwartakan sebelumnya, kpembunuhan ibu dan anak bernama Tuti dan Amalia sempat menghebohkan satu Indonesia.

Pasalnya kasus yang terjadi di Desa Jalan Cagak pada 18 Agustus 2021 itu hingga kini masih belum terungkap.

Pun dengan pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia yang sampai sekarang masih berkeliaran bebas.

Alhasil, kasus Tuti dan Amalia yang dibunuh secara sadis dan jenazahnya ditaruh di mobil Alphard masih membeku selama nyaris 2 tahun.

Belum ada satu pun tersangka yang ditangkap polisi, kasus tersebut mendadak kembali jadi sorotan.

Hal itu lantaran Dokter Hastry mengurai fakta baru terkait sosok pembunuh mendiang Tuti dan Amalia.

Seperti diketahui, Dokter Hastry sempat mengautopsi jenazah Tuti dan Amalia.

Dokter Hastry mengaku didatangi lewat mimpi oleh korban pembunuhan di Subang. Ia gemas pelakunya belum terungkap.
Dokter Hastry mengaku didatangi lewat mimpi oleh korban pembunuhan di Subang. Ia gemas pelakunya belum terungkap. (Kolase)

Kala itu diakui Dokter Hastry, ia telah memberikan clue dan paparan terkait misteri kasus Subang ke penyidik kepolisian. Namun petunjuk itu bak tak bisa dimanfaatkan oleh penyidik.

"Pelakunya belum ditangkap padahal saya udah otopsi kedua. Dan saya sudah jelaskan, paparan, kasih clue tapi belum ada tersangka sampai sekarang," imbuh Dokter Hastry dalam tayangan viral di TikTok @storyku_25 dikutip TribunnewsBogor.com, Jumat (12/5/2023).

Diakui Dokter Hastry, ia gemas karena pelaku pembunuhan sadis itu belum juga ditemukan polisi. Ternyata Dokter Hastry sudah memeriksa DNA di TKP.

Hasilnya, ada dua DNA terduga pelaku yang ternyata asing dari sosok saksi mata yang diperiksa polisi.

"Di TKP itu ada dua DNA yang asing," ujar Dokter Hastry.

Dari petunjuk DNA yang ditemukannya, Dokter Hastry kecewa karena pihak kepolisian belum melanjutkan penyelidikannya.

Padahal diungkap Dokter Hastry, penyidik tinggal mencocokan DNA korban dengan DNA di TKP dan DNA keluarga kandung korban.

"Saya gemas, padahal menurut saya itu bisa. Kita main DNA. DNA-nya udah, tapi enggak ada yang cocok. Kalau enggak ada yang cocok, kita cari dari DNA itu saksi, dari saksi itu enggak ada yang cocok. Kita tarik lah garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok, ternyata belum dikerjakan," ungkap Dokter Hastry.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved