Akibat Terdampak El-Nino 7 Hektar Sawah di Bogor Gagal Panen, 388 Hektar Lainnya Terancam Kekeringan

Tatang Mulyadi mengatakan, tujuh hektar lahan pertanian padi yang mengalami gagal panen tersebut tercover oleh asuransi.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Plt Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi sebut 7 hektar sawah gagal panen, Selasa (29/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Kemarau panjang yang saat ini melanda wilayah Kabupaten Bogor tak hanya berdampak terhadap krisis air bersih, namun sektor pertanian pun ikut terdampak.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi mengatakan, tujuh hektar lahan pertanian padi mengalami gagal panen atau puso akibat El Nino.

"Ada dua kelompok tani di Ciawi, sekarang yang terlaporkan kepada kami yang terkena puso 7 hektar," ujarnya kepada wartawan, Selasa (29/8/2023).

Tatang Mulyadi mengatakan, tujuh hektar lahan pertanian padi yang mengalami gagal panen tersebut tercover oleh asuransi.

Ia menambahkan, saat ini Distanhorbun Kabupaten Bogor sedang mengajukan klaim Auransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi kelompok tani yang terdampak.

"Yang kriteria puso sedang diajukan. Paling lama dana klaim 1 bulan, perhektarnya itu Rp 6 juta," terangnya.

Selain itu, Distanhorbun Kabupaten Bogor juga mencatat seluas 1,5 hektar sawah mengalami kekeringan berat, , kekeringan ringan 87,5 hektar, kekeringan sedang 39,3 hektar.

Sementara itu terdapat 388,15 hektar sawah yang terancam kekeringan.

"Rincian data keseluruhannya itu se Kabupaten Bogor yang tercatat ada 21 Kecamatan," pungkasnya. 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved