Bayi Tertukar di Bogor

Ketar-ketir Dilaporkan ke Polisi, RS Sentosa Lempar Kesalahan ke Perawat: Tutupi Kasus Begitu Lama

Pihak Rumah Sakit Sentosa tampaknya mau lempar handuk terkait kasus bayi tertukar di Bogor.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: widi bogor
Kolase Kompas TV
Pihak Rumah Sakit Sentosa tampaknya mau lempar handuk terkait kasus bayi tertukar di Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pihak Rumah Sakit Sentosa tampaknya mau lempar handuk terkait kasus bayi tertukar di Bogor.

Ketar-ketir dilaporkan oleh ibu dua bayi tertukar di Bogor, RS Sentosa melimpahkan kesalahan ke perawat.

Bahkan RS Sentosa sendiri mengaku dalam kasus ini pihaknya sebagai korban.

Apalagi mereka merasa sudah bertanggung jawab membiayai tes DNA untuk mengungkap kasus bayi tertukar tersebut.

Tak hanya itu, RS Sentosa juga menawarkan bantuan akses kesehatan kepada dua bayi tertukar.

Bahkan mereka memberikan beasiswa untuk keduanya sampai lulus SMA.

Namun rupanya upaya itu tak bisa diterima begitu saja oleh Siti Mauliah dan Dian.

Kedua ibu bayi tertukar ini sepakat untuk tetap melaporkan RS Sentosa ke polisi.

Sebab karena kelalalian pihak rumah sakit, kedua bayi mereka bisa tertukar selama satu tahun lamanya.

Kasus ini juga bahkan menjadi yang pertama kalinya di Indonesia.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako mengatakan, pihaknya akan memberikan dua poin tanggung jawab.

Pertama, yakni berupa cover kesehatan kepada dua bayi selama usia anak.

"Sakit kah, rawat kah," kata pria yang akrab disapa Gregg kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (29/8/2023).

Dinkes Kabupaten Bogor tunggu hasil investigasi KNKP terkait persoalan bayi tertukar, Jumat (11/8/2023).
Dinkes Kabupaten Bogor tunggu hasil investigasi KNKP terkait persoalan bayi tertukar, Jumat (11/8/2023). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Selain itu, pihak RS Sentosa juga akan memberikan beasiswa kepada kedua anak.

"Akan diberikan beasiswa pendidikan sampai SMA," ungkapnya.

Namun rupanya tawaran itu tak membuat kedua ibu bayi tertukar mengurungkan niatnya.

Siti Mauliah dan Dian tetap akan melaporkan RS Sentosa ke polisi.

Gregg Djako mengklaim, selama ini pihak rumah sakit tidak pernah lepas tangan.

Untuk itu, ia akan terus berupaya agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Hal itu akan ia lakukan dengan meminta kepada kepolisian agar mendorong kasus ini diselesaikan secara Restorative Justice.

Apalagi menurut dia, kasus ini murni merupakan kelalaian perawat.

Dikatakan Gregg, selama ini perawatnya itu tidak pernah menginformasikan peristiwa itu ke rumah sakit.

"Dan (perawat) menutupi kasus begitu lama," tandasnya.

Ia mengatakan, pihak RS Sentosa sendiri baru mengetahui kasus itu pada Mei 2023.

Sehingga menurutnya RS Sentosa dalam kasus ini juga sebagai korban.

"Rumah sakit juga adalah korban karena tidak mendapat informasi itu," pungkasnya.

Komnas PA Minta Polres Bogor Tak Korbankan Perawat

Di samping itu sebelumnya, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Almarhum Aris Merdeka Sirait sempat menyinggung hal ini.

Ia bahkan mengatakan kalau kasus ini bukan kelalaian semata, melainkan kesengajaan.

Saat itu, Aris bahkan meminta Polres Bogor untuk tidak mengorbankan perawat di RS Sentosa.

"Menurut saya ada unsur kesengajaan," kata Aris dalam wawancara di iNews beberapa waktu lalu.

Untuk itu ia menegaskan kalau pihak RS Sentosa lah yang harus bertanggung jawab.

"Polres Bogor jangan mengorbankan para perawat dan pekerja medis di sana," pungkas Aris sebelum tutup usia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved