Bayi Tertukar di Bogor

Mediasi Soal Bayi Tertukar Masih Buntu, Perawat Kembali Disalahkan, RS Sentosa Merasa Jadi Korban

Usai dinyatakan bayi Siti Mauliah dengan Dian benar tertukar, kini sorotan mata tertuju ke RS Sentosa, tempat di mana keduanya melakukan persalinan.

Penulis: yudistirawanne | Editor: widi bogor
Istimewa/Kolase
Ibu Siti dan Dian orang tua dari bayi tertukar di Bogor rencananya akan melaporkan Rumah Sakit Sentosa tempat mereka melahirkan pada 2022 lalu ke pihak kepolisian, kini Polres Bogor pun masih menunggu soal laporan tersebut 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Drama kisah bayi tertukar di Bogor rupanya masih berlangsung.

Usai dinyatakan bayi Siti Mauliah dengan Dian benar tertukar, kini sorotan mata tertuju ke RS Sentosa, tempat di mana keduanya melakukan proses persalinan.

Ya, Siti Mauliah dan Dian sama-sama melaporkan kelalaian rumah sakit untuk diproses hukum.

Keduanya sepakat, jika yang menyebabkan bayi tertukar adalah kelalaian rumah sakit.

Sadar akan laporan itu, pihak RS Sentosa rupanya punya jawaban tersendiri.

Pihak RS Sentosa melimpahkan kesalahan ke perawat.

Bahkan RS Sentosa sendiri mengaku dalam kasus ini pihaknya sebagai korban.

Baca juga: Ketakutan Dipolisikan, RS Sentosa Imingi Ini ke 2 Ibu Bayi Tertukar di Bogor, Tetap Salahkan Perawat

Juru Bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako mengatakan, pihaknya akan memberikan dua poin tanggung jawab.

Pertama, yakni berupa cover kesehatan kepada dua bayi selama usia anak.

"Sakit kah, rawat kah," kata pria yang akrab disapa Gregg kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (29/8/2023).

Selain itu, pihak RS Sentosa juga akan memberikan beasiswa kepada kedua anak.

"Akan diberikan beasiswa pendidikan sampai SMA," ungkapnya.

Dian salah satu ibu yang bayinya tertukar di Bogor ternyata memiliki perjuangan yang panjang untuk mendapatkan sang buah hati, bahkan sebelum ia mengetahui kebenarannya, Dian selalu menyempatkan waktunya untuk memompa ASI dan memasukannya ke kulkas untuk diminum oleh bayi G.
Dian salah satu ibu yang bayinya tertukar di Bogor ternyata memiliki perjuangan yang panjang untuk mendapatkan sang buah hati, bahkan sebelum ia mengetahui kebenarannya, Dian selalu menyempatkan waktunya untuk memompa ASI dan memasukannya ke kulkas untuk diminum oleh bayi G. (Istimewa/Kolase)

Buang body

Sementara itu, tawaran mewah yang diajukan RS Sentosa rupanya tak membuat Siti Mauliah dan Dian luluh.

Keduanya tetap menolak tawaran dan memilih untuk memperpanjang kasus bayi tertukar.

Merespon hal itu, Gregorius B Djako mengklaim, selama ini pihak rumah sakit tidak pernah lepas tangan.

Untuk itu, ia akan terus berupaya agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Hal itu akan ia lakukan dengan meminta kepada kepolisian agar mendorong kasus ini diselesaikan secara Restorative Justice.

Apalagi menurut dia, kasus ini murni merupakan kelalaian perawat.

Baca juga: Pantas Ditolak, Ini Daftar Tawaran RS Sentosa Bogor Agar Tak Digugat Ibu Bayi Tertukar : Pemanis Aja

Dikatakan Gregg, selama ini perawatnya itu tidak pernah menginformasikan peristiwa itu ke rumah sakit.

"Dan (perawat) menutupi kasus begitu lama," tandasnya.

Ia mengatakan, pihak RS Sentosa sendiri baru mengetahui kasus itu pada Mei 2023.

Sehingga menurutnya RS Sentosa dalam kasus ini juga sebagai korban.

"Rumah sakit juga adalah korban karena tidak mendapat informasi itu," bebernya.

Mediasi buntu

Di sisi lain, mediasi antara pihak rumah sakit dan pihak korban bayi tertukar di Polres Bogor masih berujung buntu atau belum mencapai kesepakatan.

Mediasi yang difasilitasi Polres Bogor tersebut berlangsung sekitar 1 jam 30 menit dihadiri kuasa hukum masing-masing pihak.

Kuasa Hukum Dian, Binsar Aritonang membeberkan apa yang terjadi selama mediasi tersebut.

"Hangat lah, suasananya cukup hangat, difasilitasi oleh Polres Bogor dihadiri langsung oleh Kanit PPA," kata Binsar Aritonang saat ditemui TribunnewsBogor.com di Mako Polres Bogor, Rabu (30/8/2023) sore.

Baca juga: Dilaporkan Dua Ibu Bayi Tertukar di Bogor ke Polisi, RS Sentosa: Jangan Anggap Kami Penjahat

Dalam mediasi tersebut, kata dia, pihak RS Sentosa menawarkan sejumlah hal sebagai upaya perdamaian.

Namun apa yang ditawarkan pihak RS, kata dia, sementara ini ditolak baik oleh pihak korban Dian maupun pihak Siti Mauliah.

"Penawaran-penawaran tersebut saya rasa belum bisa menggantikan kerugian yang korban alami," kata Binsar Aritonang.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved