Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Siswa SD Gelar Aksi

Dianggap Jujur karena Bongkar Pungli Kepsek SD, Pak Reza Kini Nyalinya Ciut, Kabur dari Kejaksaan

Pak Reza Terlanjur Dianggap Guru Jujur yang Bongkar Pungli, Kini Nyalinya Mendadak Ciut, Nekat Kabur dari Kejaksaan

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TikTok Reza/Instagram Sdcibeureum
Pak Reza Terlanjur Dianggap Guru Jujur yang Bongkar Pungli, Kini Nyalinya Mendadak Ciut, Nekat Kabur dari Kejaksaan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mohamad Reza Ernanda mendadak ciut diminta mempertanggungjawabkan ulahnya di SD Negeri Cibeureum 1 Kota Bogor.

Pak Reza bahkan nekat kabur dari kantor Kejaksaan Negeri Kota Bogor saat akan dimintai keterangan soal berita viral.

Berita viral tersebut bahkan sampai membuat kepala sekolah SD Negeri Cibeureum 1 Kota Bogor Nopi Yeni sampai dipecat dari jabatannya.

Nopi bahkan kini hanya menjadi guru biasa setelah jabatannya dicopot oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.

Pemecatan Nopi Yeni merupakan imbas dari dugaan pungli PPDB 2023 di sekolah tersebut pada awal Agustus 2023.

Setelah diperiksa Inspektorat Daerah Kota Bogor, Bima Arya mendatangi Nopi di sekolah.

Ia mengaku memang melakukan kesalahan dengan menerima lima peserta didik di luar jalur PPDB.

Belakang dipastingan Nopi Yeni menerima gratifikasi sebesar Rp 5 juta.

Walau mengaku salah, namun Nopi tak mau diam begitu saja.

Ia memecat Mohamad Reza Ernanda dan melaporkan guru SD ke polisi.

Pak Reza mengaku bahwa bukan dirinya yang melaporkan pungli PPDB tersebut.

"Saya hanya memberi keterangan pada Inspektorat," kata Pak Reza.

Atas viralnya kasus ini, Kejaksaan Negeri Kota Bogor berniat meminta keterangan dari pihak-pihak terkait.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Bogor Raden Medi Sandora bercerita ia dihubungi Kejari Kota Bogor pada Kamis (14/9/2023) malam.

"Malam jumat kejaksaan menghubungi saya untuk menghadirkan Reza dengan saya jumat pagi jam 8. Saya menghubungi Reza lewat WA gak dibalas, telepon tidak diangkat, sementara jam 8 harus di Kejaksaan, saya minta pengawas pak Herman untuk menjemput Reza dari Cibeureum," kata Medi saay dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (16/9/2023).

Setelah dijemput di sekolah SDN Cibeureum 1 Kota Bogor, Reza dan Herman menunju kantor Disdik di Jalan Pajajaran, Bogor Utara, Kota Bogor.

Di sana Medi menjelaskan pada Reza bahwa Kejari Kota Bogor hanya ingin mendengar cerita soal kejadian viral kemarin.

"Saya terangkan ini hanya ngobrol saja ingin konfirmasi terhadap video viral kemarin. Kami paklai 2 motor ke Kejaksaan," katanya.

Sesampainya di Kejari Kota Bogor, Pak Reza minta izin ke warung membeli obat.

"Saya percaya aja. Pas ditunggu gak kembali lagi, keburu menghilang. Motornya ada tapi orangnya menghilang, sampai ditungguin sama petugas Kejaksaan," katanya.

Medi mencoba menghubungi lewat telepon, namun tak aktif.

"Setengah jam kemudian aktif, ditelepon gak diangkat," katanya.

Sampai akhirnya hanya Medi Sandora yang dimintai keterangan oleh Kejari Kota Bogor.

Beda dengan Reza, Nopi Yeni justru mendatangi Kejaksaan Negeri Kota Bogor setelah surat pemanggilannya diantar langsung oleh Raden Medi Sandora.

"Surat (surat pemanggilan) itu pas saya datang, pas malam saya belum dapat surat. Surat yang Reza dan kepala sekolah saya bawa. Saya langsung ke SD Cibeureum, Dwi juga tidak tahu keberadaan Reza," katanya.

Kasie Intel Kejaksaan Negeri Kota Bogor Sigit Prabawa menerangkan bahwa pihaknya hanya ingin meminta keterangan pada Pak Reza.

Namun hingga Senin (18/9/2023) Mohamad Reza Ernanda justru tak kunjung menampakan batang hidungnya.

"Kita belum ketemu dia (Reza)," kata Sigit saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Sedangkan Pak Reza memilih tak membalas pesan konfirmasi dari TribunnewsBogor.com.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved