Menengok Klenteng Pan Kho Bio di Kota Bogor, Simbol Toleransi yang Kini Masih Terjaga

Klenteng tersebut bukan hanya digunakan oleh umat Hindu dan Tionhoa, namun ada juga digunakan oleh umat muslim.

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Kelenteng Pan Kho, Kampung Pulo Geulis, Kota Bogor Minggu (15/10/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Di tengah keramaian Kota Bogor, terdapat tempat bersejarah, tempat yang membuktikan bahwa keberagaman dan toleransi agama adalah suatu kenyataan yang hidup.

Vihara Maha Brahma atau biasa dikenal dengan Klenteng Pan Kho Bio, yang terletak di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah pengecualian yang menakjubkan dalam pemandangan agama di Indonesia.

Menurut Pengurus Klenteng Pan Kho Bio, Candra Kusuma (67), Klenteng tersebut bukan hanya digunakan oleh umat Hindu dan Tionghoa, namun ada juga digunakan oleh umat muslim.

"Jadi kelenteng pan Kho ini bergulir terus sehingga sekarang ini sering ada kegiatan-kegiatan seperti misalnya setiap malam Jumat, ada tawasulan bagi umat muslim, kecuali di bulan puasa mereka harus tarawih jadi kita libur," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Minggu (15/10/2023).

Tidak hanya itu Klenteng tersebut juga setiap tahunnya turut mengadakan Muludan, atau penyambutan datangnya bulan maulid.

"Setiap bulan Mulud kita juga mengadakan sedekah maulud yang mana kegiatannya itu diadakan setiap tahun setiap tanggal 18 mulud dan yang kemarin sudah kita mulai lagi di sini dan yang sebelumnya itu karena ada pandemi jadi orangnya sedikit bukan dilarang karena kegiatannya tapi karena dilarang berkumpul," paparnya.

Menurutnya, Klenteng Pan Kho Bio tersebut bersifat tradisi, jadi orang yang memiliki keyakinan apapun bisa melakukan ibadah di tempat yang melegenda itu.

Khusus untuk umat muslim sendiri seringkali melakukan ibadah di Klenteng tersebut disebabkan oleh adanya patilasan yang ditinggalkan oleh leluhur penyebar agama Islam khususnya di Bogor.

"Karena kita di sini ada patilasan-patilasan Uyut Gebok yang mana dulunya menurut cerita sejarahnya beliau adalah seorang panglima dari kerjaan Padjajaran, cuman kita nggak tahu di bagian raja mana, beliau ikut dan sebagai panglima," ungkapnya.

Selain itu di Klenteng Pan Kho juga terdapat patilasan seorang pangeran dari Banten.

"Di bagian depannya ada patilasan Mbah Sake, itu kalau tidak salah pernah menjadi pangeran di Banten, kemudian yang di sampingnya itu adalah Eyang Djaya Diningrat juga ini dari Banten, beliau muslim termasuk tadi juga muslim buyut gepok," terangnya.

Tidak habis sampai disitu di Klenteng Pan Kho juga konon terdapat patilasan Eyang Raden Suryakencana.

"Di depan juga ada patilasan Mbah Raden Mangun Jaya, juga ini patilasan muslim juga, kemudian yang di samping ada patilasan eyang Raden Suryakencana yang mana diyakini beliau ini masih ada keterkaitannya dengan raja Padjajaran. Nah itu melambangkan bahwa disitulah kejayaan, keperkasaan, kegagahan daripada kerajaan Padjajaran termasuk panglimanya maupun rajanya," katanya.

Dekat dengan patilasan Eyang Raden Suryakencana terdapat juga patilasan tokoh ulama Kota Bogor, yakni Mbah Imam.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved