Bukan Jessica, Ternyata Edi Ayah Mirna Habis Uang Saat Kasus Sianida, Karyawan Sampai Tidak Gajian

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Edi Darmawan ayah Mirna Salihin rupanya mengalami keterpurukan sejak sidang kasus kopi sianida Jessica Wongso.

Edi ayah Mirna bahkan sampai tak sanggup menggaji karyawannya sendiri.

Padahal Edi Darmawan berkoar-koar bahwa Jessica Wongso telah menghabiskan banyak uang selama menjalani sidang kopi sianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 2016 silam.

"Untung papa defense Mirna. Sendiri, tanpa lawyer. Jadi dengan kekuatan papa, power papa, semua papa keluarin, papa lawan. Pokoknya papa mesti mati-matian pada saat itu. Dia (Jessica Wongso) keluar uang. Ya papa pakai (uang), tapi engga banyak. Dia orang habis banyak." kata Edi ayah Mirna di Film Dokumenter Netflic Ice Cold : Murder, Coffee and Jessica Wongso.

Edi Darmawan bahkan menyebut bahwa ibu Jessica Wongso, Imelda Wongso sampai menjual rumah dan ruko demi bisa membayar pengacaranya, Otto Hasibuan.

"Sampai jual ruko, jual rumah itu emaknya Jessica. Memangnya saya nggak dapet info? Duitnya banyak habis, diperes sama Otto," kata Edi Darmawan ke Karni Ilyas.

Pernyataan itu langsung dibantah Otto Hasibuan.

Otto menekankan bahwa ia membela Jessica Wongso secara pro bono alias sukarela.

Jessica Wongso bahkan sampai menulis surat dari dalam penjara.

"Dari lubuk hati paling dalam, saya dan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak Otto Hasibuan yang telah membantu dengan kerja keras, tulis hati dan tanpa bayaran apapun." tulis surat Jessica Wongso.

• Edi Darmawan Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan

Namun ternyata, bukan Jessica Wongso yang bangkrut dan habis banyak uang karena kasus kopi sianida.

Edi Darmawan bahkan sampai tak sanggup membayar gaji karyawan.

Ayah Mirna Salihin memang pernah bicara pernah menjadi bos dari 6 ribu karyawan.

"Bukan lagi kerja hebat yang karyawannya sampai 6 ribu, pak Karni juga tahu," kata Edi pada Bang Karni.

Kini para karyawan yang telah di PHK itu menagih janji manis Edi Darmawan.

Wartono Jahiri, mantan karyawan Edi, bercerita masa-masa keterpurukan perusahaannya mulai terasa sejak sidang kasus kopi sianida Jessica Mirna.