Bikin Salfok! Promosi Jasa Setrika di Leuwisadeng Bogor Ini Mirip Baliho Caleg

Riki Adiputra membuat baliho menyerupai alat peraga kampanye (APK) yang biasa digunakan oleh para calon legislatif (caleg). Isi balihonya pun sangat

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Baliho promosi usaha jasa setrika uap kiloan di Leuwisadeng, Kabupaten Bogor menyerupai baliho caleg, Selasa (24/10/2023) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, LEUWISADENG - Ada saja cara unik yang dilakukan oleh para pelaku untuk menarik pelanggan.

Begitu juga yang dilakukan oleh Riki Adiputra dan istrinya yang membuka usaha jasa setrika uap kiloan di Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Ia memanfaatkan momen di tahun politik untuk mempromosikan usahanya.

Riki Adiputra membuat baliho menyerupai alat peraga kampanye (APK) yang biasa digunakan oleh para calon legislatif (caleg).

Isi balihonya pun sangat mirip dengan baliho caleg mulai dari pose foto, hingga dilengkapi dengan kalimat mohon do'a dan dukungannya.

Selain itu, balihonya pun dilengkapi dengan hastag #2023GantiCaraNyetrika.

Tak sampai disitu, pada pojok kanan atas baliho yang biasanya ditempatkan logo partai, Riki juga melakukan hal serupa.

Akan tetapi, bukan logo partai yang dipasang olehnya, melainkan modifikasi plesetan PSI yang diganti kepanjangannya menjadi Pakai Setrika uap Indonesia.

Riki Adiputra dan istrinya, Dinda Indah menerangkan, ide kreatifnya itu muncul melihat adanya peluang marketing di tengah masa pemilu seperti saat ini.

"Lagi rame pemilihan (Pemilu) jadi bikin banner kayak gitu. Kalau biasa-biasa kan orang males bacanya," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (24/10/2023).

Tak disangka-sangka, trik marketingnya itu pun berhasil menarik minat pelanggan untuk membaca hingga akhirnya banyak yang mengetahui bahwa baliho tersebut adalah promosi.

Bahkan, karna saking miripnya dengan baliho caleg, ia mengaku acap kali membuat kesalahpahaman.

Baca juga: Menilik Situs Museleum Van Motman di Leuwisadeng Bogor, si Tuan Tanah Zaman Belanda

"Orang pada berenti di fotoin, pada nanya juga itu beneran nyaleg, padahal bukan. Trik pemasaran aja itumah iseng-iseng," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved