MOTIF Siswa SMP Garut Bunuh Teman Usai Berenang di Sungai, Tak Terima Kena Smash Saat Main Voli

Tak terima terkena smash saat bermain voli, siswa SMP itu pun menyayat leher temannya menggunakan cutter.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: widi bogor
Kolase Tribun Jabar dan Instagram
Tak terima terkena smash saat bermain voli, siswa SMP itu pun membunuh temannya menggunakan cutter. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sadis, siswa SMP di Garut tega menghabisi nyawa temannya sendiri.

Motif siswa SMP itu membunuh temannya yakni karena alasan sakit hati.

Tak terima terkena smash saat bermain voli, siswa SMP itu pun menyayat leher temannya menggunakan cutter.

Seorang bocah SMP di Garut ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang.

Rupanya bocah berusia 13 tahun itu tewas dibunuh oleh teman sekelasnya sendiri.

Korban diketahui bernama Agum Gumelar ditemukan sudah tak bernyawa.

Agum ditemukan di Sungai Cimanuk, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut pada Jumat (3/11/2023).

Ia dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Senin (30/10/2023).

Warga kemudian menemukan sesosok mayat di Sungai dengan adanya kejanggalan luka pada tubuhnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, rupanya mayat itu adalah Agum Gumelar yang hilang hampir sepekan.

"Ada ditemukan sejumlah luka di leher dan tangan," kata Kapolres Garut, AKBP Rohman Yonky Dilatha dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (7/11/2023).

Menurut keterangan keluarga, Agum Gumelar sudah hilang selama satu minggu.

Polisi pun kemudian melakukan penyelidikan dengan menggali keterangan dari para saksi.

"Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat bermain voli bersama rekan-rekannya," kata dia.

Polisi pun akhinya menangkap dan menetapkan seorang anak di bawah umur sebagai tersangka.

Jajaran kepolisian Polres Garut, Polda Jabar menggelar ekspose kasus perampasan nyawa seorang bocah di Garut yang tewas dianiaya oleh temannya sendiri, Senin (6/11/2023).
Jajaran kepolisian Polres Garut, Polda Jabar menggelar ekspose kasus perampasan nyawa seorang bocah di Garut yang tewas dianiaya oleh temannya sendiri, Senin (6/11/2023). (Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari)

Kepada polisi, tersangka anak itu mengaku nekat menghabisi korban karena sakit hati.

Tersangka diketahui merupakan teman satu sekolah korban dan masih berusia 12 tahun.

"Menurut keterangan tersangka, motif dari tersangka anak sakit hati karena korban melakukan smash atau pukulan bola ke muka tersangka," jelasnya.

Berawal dari sakit hati itu, tersangka pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap korban.

"Keterangan dari anak, dia sakit hati karena permainan tersebut, karena smash tiga kali di arah muka," tambahnya.

Untuk kronologi kejadiannya, tersangka dan korban sedang main voli bersama teman-temannya.

Pada permainan itu rupanya korban memberikan pukulan smash ke wajah tersangka.

Bukan cuma sekali, smash mengenai wajah tersangka itu dilakukan sebanyak tiga kali.

Rupanya setelah kejadian itu tersangka menaruh dendam pada korban.

Anggota TNI-Polri saat hendak mengevakuasi bocah korban perampasan nyawa yang ditemukan di Sungai Cimanuk kawasan Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (3/11/2023).
Anggota TNI-Polri saat hendak mengevakuasi bocah korban perampasan nyawa yang ditemukan di Sungai Cimanuk kawasan Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (3/11/2023). (Istimewa/ Dok - Polsek Cibiuk)

Usai main voli, mereka kemudian menyimpan bola ke rumah.

"Jadi setelah main voli kemudian korban bersama teman-teman dan anak lalu pulang," kata dia.

Setelah itu korban dan tersangka bersama temannya yang lain memutuskan untuk mandi di sungai.

Setelah berenang, korban pun menepi ke pinggir sungai sambil memegani bebatuan.

Saat korban tengah istirahat dan lengah, tersangka langsung melancarkan kasinya.

Ia langsung menyayat leher dan tangan korban menggunakan cutter.

"Tersangka sudah bawa cutter untuk melakukan penyatan di bagian leher," kata Rohman.

Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Ari Rinaldo mengatakan, saat kejadian tidak ada pertengkaran antara korban dan tersangka.

"Cuma tak terima saja (di-smash), pas mandi ada kesempatan maka dilaksanakanlah," katanya dikutip dari Tribun Jabar, Selasa.

Ari Rinaldo menjelaskan, pada saat kejadian korban dan tersangka tidak berenang berdua.

Di teman lain ada satu orang teman keduanya yang menemani berenang.

Namun dari hasil pemeriksaan, temannya itu tidak mengetahui kejadian tersebut.

"Temannya tidak mengetahui kejadiannya seperti apa," ungkapnya.

Setelah peristiwa pembunuhan itu, tersangka dan satu orang temannya pulang ke rumah masing-masing.

Keluarga pun sempat melaporkan anaknya hilang.

Sepekan kemudian, korban pun sudah ditemukan tak bernyawa di sungai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved