Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pelaku Carok Madura Gemetaran Usai Bunuh 4 Orang, Curhat di Semak-semak, Minta Diserahkan ke Polisi

Pelako Carok Madura Gemetaran Usai Tewaskan 4 Orang, Curhat ke Kakak Tertua di Semak-semak, Minta Panggil Polisi

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
Youtube TvOne
Pelako Carok Madura Gemetaran Usai Tewaskan 4 Orang, Curhat ke Kakak Tertua di Semak-semak, Minta Panggil Polisi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pelaku carok Madura ternyata gemetaran usai menewaskan 4 orang di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Dua pelaku carok Madura ini bahkan meminta tolong pada kakak tertuanya.

Hasan Busri dan Mochamad Werdi meminta kakak tertuanya, Abdul Rahman untuk memanggil polisi.

Hasan dan Werdi melakukan carok melawan 5 orang.

Setelah Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri dan Hafid tewas, dua kakak beradik ini melarikan diri.

Mereka mencari tempat persembunyian demi menghindar dari aksi balasan keompok korban.

"Saya lari dari lokasi, menghindar. Ke belakang rumah saya," kata Hasan Busri.

"Semak-semak, dekat rumah tapi gak ke dalam. Kami menghindar," tambah Werdi.

Ia bercerita setelah bertarung carok melawan 5 orang, langsung menelepon kakak tertuanya, Abdul Rahman.

"Saya nelepon abang saya. Suruh nelepon kepala desa dan kepolisian," kata Werdi.

Ia menekankan bahwa memang berniat menyerahkan diri pada polisi setelah carok menewaskan 4 orang di Madura.

"Saya memang menyerahkan diri, sudah mau di jalan, mau cari kakak itu gak ketemu, abis itu nelepon. Suruh (kakak) telepon kepala desanya, suruh telepon polisi karena sudah bingung," jelas Werdi.

"Mau kemana lebih baik menyerahkan diri," tambah Hasan Busri.

Mereka menelepon kakak tertua karena di rumah hanya perempuan dan anak kecil.

"Sedangkan di rumah itu tinggal umi, adik perempuan, ipar saya istrinya dia (Hasan), dan anak kecil-kecil (anak Hasan). Jadi ingatkan polisi dan kepala desa," kata Werdi.

Abdul Rahman bercerita ia menerima telepon dari Hasan dan Werdi sebelum adzan Isya.

"Untuk menghindar katanya dari itu, karena takut," katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved