Cerita Penggembala Kerbau Zaman Dulu di Bogor, Pohon Pepaya Sampai Dimakan Karena Kelaparan

Bagi warga Bogor di generasi zaman sekarang nampaknya tak banyak yang tahu bahwa warga Bogor pernah mengalami masa sulit sekitar tahun 1960 silam.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
H. Umam (78), warga Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, GUNUNGPUTRI - Bagi warga Bogor di generasi zaman sekarang nampaknya tak banyak yang tahu bahwa warga Bogor pernah mengalami masa sulit sekitar tahun 1960 silam.

Di masa itu, tak sedikit anak menangis merengek ke orang tua karena kelaparan ingin makan.

Hal itu berkebalikan dengan kondisi anak di zaman sekarang ini.

"Kalau dulu pengen makan nangis, sekarang disuruh makan nangis. Anak cucu saya itu disuruh makan gak mau malah nangis," kata H Umam (78) kepada TribunnewsBogor.com.

H. Umam ini merupakan warga Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor yang pernah merasakan masa sulit tersebut.

Dia mengaku bahwa dulu saat dia masih remaja, dia sudah menjadi penggembala kerbau.

Umam biasanya bersama kakaknya bertanggung jawab menggembala 8 ekor kerbau di sekitar Kampung Momonot, Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri.

Namun saat itu memang masa kelaparan sedang terjadi dialami para warga Gunungputri, Kabupaten Bogor.

"Waktu saya masih kecil masih prihatin, makan aja banyaknya jagung. Nasi setengah liter, jagung dua liter, dicampur," kata Umam.

Dia masih ingat bahwa ukuran nasi setengah liter dicampur jagung dua liter ini dimakan bersama untuk 12 orang.

Yakni dimakan bersama ayah dan ibunya serta saudaranya ditambah orang-orang yang ikut membantu menggembala.

"Untuk 12 orang diatur dipiring bagi-bagi. Ini untuk ibu, ini untuk bapak. Kadang dinamain, tapi ada yang gak sekolah, gak bisa baca, main ambil aja," cerita Umam.

Di masa kelam itu, kata Umam, bahkan ada momen tak ada nasi maupun jagung sama sekali untuk makan.

"Daruratnya, terpaksa pohon pepaya aja dimakan, diperet buat makan. Sekarang kita bersyukur aja sama Allah, sekarang kita diberi kesuburan," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved