Beras Langka dan Mahal, Kementrian Pertanian Salahkan Gorila El Nino

Mengatasi persolaan El Nino ini, pihak kementrian Pertanian sudah memastikan adanya anggaran tambahan dari Presiden Joko Widodo sebesar 14 Triliun

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Training of Talent Kementrian Pertanian di PPMKP, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa (20/2/2024). 

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebut bahwa kelangkaan beras di Indonesia saat ini terjadi karena dampak Gorila El Nino.

Hal itu dia sampaikan dalam kegiatan Training of Trainer (TOT) di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa (20/2/2024).

"Menteri Pertanian berkali-kali sampaikan bahwa kondisi pangan dunia tidak baik-baik saja. Salah satu indikasi saja adalah harga beras yang tidak turun-turun. Itu menunjukkan bahwa pasokan di lapangan memang berkurang, dan ini disebabkan El Nino," ujarnya saat ditemui wartawan.

Menurutnya El Nino saat ini merupakan fenomena yang jarang terjadi, mengingat dampak El Nino di Indonesia cukup panjang.

"Sejak awal tahun lalu, sampai awal tahun ini masih El Nino. Artinya apa? Ini El Nino Gorila. Durasinya biasanya El Nino 4 bulan, 6 bulan, ini setahun, bahkan lebih. Itu masalahnya. Sehingga produksi pertanian kita terutama beras kekurang," paparnya.

Mengatasi persolaan El Nino ini, pihak kementrian Pertanian sudah memastikan adanya anggaran tambahan dari Presiden Joko Widodo sebesar Rp 14 Triliun untuk kebutuhan Pertanian di Indonesia, terutama pupuk.

"Nah makanya untuk pertanian, sudah meminta kepada Bapak Presiden alokasi tambahan 14 Triliun. Alhamdulillah Bapak Presiden sudah setuju dan prosesnya sekarang di Kementerian Keuangannya sudah selesai, sekarang dengan pupuk Indonesia sedang diproduksi," kata Dedi.

Dengan adanya tambahan anggaran tersebut ia meminta petani di Indonesia jangan khawatir, sebab anggaran tersebut menurutnya dapat digunakan untuk menggenjot produksi pertanian.

"Jadi sekali lagi petani sekarang jangan khawatir Jangan lagi ngomong kurang pupuk, sudah ada tambahan tuh Rp 14 Triliun setara dengan 2,5 juta ton (pupuk). Jadi totalnya sekarang 7,2 juta ton di 2024, udah, habisin itu dulu Jangan teriak-teriak terus," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved