Bima Arya Biarkan PKL Liar Pasar Kebon Kembang Berdagang di Pedestrian, Relokasi Masih Belum Jelas

Hal ini terungkap usai Bima Arya melakukan pengecekan di kawasan Pasar Kebon Kembang sampai Alun-Alun Kota Bogor, Rabu (28/2/2024).

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Wali Kota Bogor, Bima Arya saat mengecek Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Rabu (28/2/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Wali Kota Bogor Bima Arya membiarkan para pedagang kaki lima (PKL) liar sekitaran Pasar Kebon Kembang Kota Bogor berjualan di atas pedestrian.

Bima masih membiarkan mereka sampai relokasi bagi PKL jelas.

Hal ini terungkap usai Bima Arya melakukan pengecekan di kawasan Pasar Kebon Kembang sampai Alun-Alun Kota Bogor, Rabu (28/2/2024).

“Ya itu. Sengaja masih kami toleransi. Nanti secara bertahap kami akan komunikasikan dengan pedagang untuk bergeser ke titik-titik yang dikomunikasikan,” kata Bima Arya dijumpai TribunnewsBogor.com di Alun-Alun Kota Bogor, Rabu (28/2/2024).

Pedestrian itu diakui olehnya harus kembali berfungsi sebagai tempat orang berjalan kaki.

“Tentu itu enggak bisa permanen ditempati oleh PKL. Nanti akan dilakukan relokasi sesuai kesepakatan dengan pedagang,” ujarnya.

Jika dibiarkan, pedestrian di kawasan tersebut bakal hancur.

“Ya makanya (khawatir rusak). Harus disepakati konsep relokasinya. Ke mana pedagang kuliner, ke mana pedagang pakaian, dan ke mana sayur dan buah,” ungkapnya.

Untuk pedestrian di kawasan tersebut merupakan pedestrian baru.

“Jadi ini tahapan akhir setelah pembangunan pedestrian di Pasar Kebon Kembang. Nanti akan dilanjutkan dengan penataan PKL-nya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Syach mengklaim, akan memaksimalkan opsi relokasi PKL di kawasan tersebut.

“Ini kan rencana yang ke sekian kalinya. Tapi kami dari saran wali kota kita coba maksimalkan ya, ada opsi. Karena selama ini kita udah coba berbagai opsi, para pedagang kayaknya agak keberatan dengan opsi yang kami berikan,” ujarnya.

Opsi yang paling memungkinkan adalah menggabungan para PKL di kawasan itu dalam satu tempat.

“Ini ada opsi lagi bagi para pedagang supaya bisa dimix di sana. Gabung dengan kuliner, buah, dan eks pedagang lama. Tapi lebih kita tata, di Nyi Raja Permas,” ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved