Aktifkan Peran Perempuan di Kota Bogor, Pemkot Siapkan Anggaran Rp350 Miliar

Harus dipastikan tidak ada yang tertutup dan tidak ada perbedaan untuk perempuan dalam pendidikan.

Istimewa/Pemkot Bogor
Bima Arya menjelaskan bahwa di Kota Bogor pengarusutamaan gender diturunkan menjadi perencanaan dari kegiatan-kegiatan pada semua perangkat daerah. 

Selama 10 tahun memimpin Kota Bogor, Bima Arya mengaku mempedomani keempat pilar pengarusutamaan gender.

Penerapan kebijakan yang diambil diikuti evaluasi, dari empat pilar tersebut apakah ada yang terdampak merugikan bagi perempuan.

“Ketika saya membuka kesempatan bagi seseorang untuk berikhtiar mencapai jabatan tertentu, saya harus membebaskan perspektif, pemikiran dan kepentingan saya dari terkontaminasi oleh ketidaksetaraan gender. Saya akan melihat kualitas, bukan yang lain atau perbedaan kesetaraan gender tadi. Selama 10 tahun saya tidak menghalangi atau melakukan privilege, karena perempuan maka didorong, tidak sedikitpun saya melakukan itu. Pemilihan didasarkan kepada seleksi dan proses berdasarkan rekam jejak dan kemampuan, kinerja, kiprah atau karakter kemampuan perempuan sehingga pantas menjadi kepala perangkat daerah,” tuturnya.

Menurutnya para perempuan tangguh yang menjalani tugas dan amanah memiliki kelebihan dalam hal penguasaan dengan lebih detail setiap persoalan ketika yang lain gagal memahaminya, karena banyak yang lebih bersikap makro, garis besar atau umum saja.

Hal lainnya adalah empati dan keberpihakan.

“Perempuan lebih bisa berpihak kepada yang termarjinalkan, inilah dua keunggulan dari para perempuan hebat,” katanya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved