Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Bima Arya Tinjau Longsor Lebak Kantin Kota Bogor, Warga Langsung Adukan Biang Masalahnya

Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi longsor yang terjadi di Kampung Lebak Kantin RT 002 RW 007, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi longsor yang terjadi di Kampung Lebak Kantin RT 002 RW 007, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (27/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi longsor yang terjadi di Kampung Lebak Kantin RT 002 RW 007, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (27/3/2024).

Saat meninjau lokasi longsor, Bima Arya dikeluhkan warga soal penyebab longsor ini.

Kata warga, longsor ini terjadi imbas adanya limpasan air dari areal Rumah Sakit (RS) Salak Kota Bogor.

“Saya akan dalami itu, karena tadi ada masukan dari warga bahwa ada air volumenya melebihi dari yang biasa itu dari atas. Saya akan cek besok ke RS Salak Kota Bogor,” kata Bima Arya kepada TribunnewsBogor.com di lokasi longsor.

Bima Arya pun akan memastikan hal ini dan langsung dikoordinasikan dengan pihak RS Salak Kota Bogor.

“Dan saya juga akan komunikasi dengan RS Salak besok. Insya Allah untuk memastikan bahwa saluran air, buangan air, ini tidak menjdi penyebab dari longsor,” jelas Bima Arya.

Sementara itu, Ryo (32) warga sekitar mengatakan, selama ini bencana alam kerap terjadi di Kampung Lebak Kantin ini.

Bencana alam ini terjadi lebih banyak usai adanya pembangunan RS Salak.

“Ini kejadian yang ketiga kali sebetulnya. Pertama tanahnya doang, kedua batunya, terus ketiga yang ini longsor parah. Dan jujur kejadian ini pun terjadi setelah pembangunan RS Salak. Sebelum pembangunan RS Salak ini gak pernah ngalamin, aman,” kata Ryo kepada TribunnewsBogor.com.

Kondisi ini, sambung Ryo, diperparah ketika terjadi hujan deras.

Air dari atas mengalir kencang bahkan banjir kerap terjadi.

“Itu semenjak adanya pembangunan kita istilahnya sebagai penerima manfaat. Itu banjir bisa sampai segini (selutut),” ujarnya.

Awalnya diakui Ryo, tidak ada sanitasi yang memadai didekat lokasi pembangunan.

“Sebelum ada sanitasi yang cukup itu parah limpasannya ke bawah. Itu porak poranda ke bawah,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved