Nasib Warga yang Nekat Tegur Kelompok Bangunkan Sahur di Depok, Tak Pindah Rumah, Pilih Minta Maaf

Nasib Penghuni Kontrakan yang Nekat Tegur Kelompok Bangunkan Sahur di Depok, Tak Pindah, Kini Minta Maaf

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
Tribun Depok
Nasib Warga yang Nekat Tegur Kelompok Bangunkan Sahur di Depok 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Warga yang dihardik tetangga ternyata bukan meminta tidak ada yang membangunkan sahur.

Ia sebenarnya bukan protes terhadap kelompok yang membangunkan sahur di Gang Kober, RT 01/02, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok.

Cekcok seorang warga dengan puluhan tetangga gara-gara kelompok yang bangunkan sahur sampai viral di media sosial.

Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi menerangkan masalah melibatkan seorang penghuni kontrakan, Kurniawan.

Kata Made, sebenarnya Kurniawan bukan melarang agar kelompok tersebut tidak membangunkan sahur keliling.

Menurutnya, Kurniawan hanya menanyakan mengapa kelompok tersebut sampai muter dua kali di depan rumahnya.

"'Kok sampai dua kali muter kelilingnya ?'," kata Iptu Made Budi menirukan ucapan Kurniawan.

Meski masih pagi buta, namun warga lain justru emosi mendengar pertanyaan itu.

"Warga merasa tersinggung dengan perkataan tersebut," katanya.

Sampai kemudian terjadilah keributan seperti dalam video viral di media sosial.

Baca juga: Misteri Keberadaan Nurul Azmi Sebelum Dibunuh Suami di Bogor, Korban 3 Hari Tak Pulang ke Rumah

Jika dilihat dari videonya, cara kelompok ini membangunkan sahur terbilang sangat meriah.

Mereka membawa alat penabuh sampai dua.

Lalu ditambah teriakan menggunakan pengeras suara.

Walau begitu aksi kelompok membangunkan sahur ini dinilai tak mengganggu warga lainnya.

Dari hasil mediasi bahkan Kurniawan yang meminta maaf.

Ia juga diminta untuk bisa lebih saling menghargai.

"Kurniawan dimohon untuk saling menghargai serta menghormati antar sesama warga, dengan adanya kesepakatan dalam musyawarah tersebut maka permasalahan dinyatakan selesai," kata Iptu Made Budi.

Saat berdebat, Kurniawan tampak dihardik puluhan warga.

Ia bahkan diminta pindah rumah jika merasa terganggu dengan aktivitas bangunkan sahur keliling.

"Kalau lu baik-baik, lu pindah. Kontrakan banyak, kalau lu gak mampu gua yang bayar," kata seorang bapak-bapak bertubuh tambun dalam video.

Akun Instagram @lieyalinda mengaku sebagai anak ketua RT setempat.

Ia mengatakan bahwa cara Kurniawan menegur menyinggung warga.

"Menegurnya tidak sesuai aturan yg harusnya menegur anak kcil sperti apa... dia itu terlihat sopan karna banyak orang seperti itu, coba kalau 1 atau 2 org saja yg berhadapan sama dia.. pasti beda lagi ucapannya... maaf saya anak dari rt nya jadi hati hati ya mba kalau tidak menau jngan koment nanya rt nya mana

pendatang ini dia komplain dengan cara tidak enak di dngar, pedahal dia sndri tidak ada bersosialisasi dengan tetangga lainnya malah anak kecil yg main petasan aja di marahin sama dia, dgn cara," tulisnya di komentar.

Kurang Gaul

Anak ketua RT itu menambahkan jika warga yang protes karena aksi sekelompok warga membangunkan sahur adalah pendatang baru.

Menurutnya, w arga tersebut menegur anak kecil yang membangunkan sahur dengan cara yang tidak sesuai aturan.

Padahal kata dia, pihak RT sudah menyampaikan kalau ada tim yang membangunkan sahur keliling.

Akibatnya terjadi debat panas antara warga Depok hingga videonya viral di media sosial.

Warga Depok itu protes karena merasa terganggu dengan aktivitas kelompok yang bangunkan sahur keliling.

Tak terima diprotes, orangtua anak-anak yang bangunkan sahur pun meminta warga itu untuk pindah.

Padahal warga itu protes beralasan karena memiliki bayi yang masih sensitif dengan suara keras.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat pria berbaju putih sedang menjelaskan keberatannya dengan aktifitas bangunkan sahur keliling.

Ada pria berbaju hitam dan topi hitam berbicara dengan nada keras.

"Udah sekarang gini, kalau warga sini pada bangunnya telat, lu yang tanggung jawab, gimana? Gua berenti bangunin sahur," katanya sambil menunjuk wanita yang ada di depannya.

Kemudian pria berbaju putih pun menarik pria berbaju hitam.

Tiba-tiba datang pria berbaju belang terlihat ingin melerai.

"Heh lagian warga sini gak ada yang komplain, 225 kk, di sini juga ada yang sakit. Ada bayi di sini juga, bukan lu doang punya bayi," katanya sambil teriak.

"Iya saya mohon, pak," kata pria berbaju putih lagi.

"Mohon apa? Tuh orang udah sakit, udah mati gak pada komplain tuh, Pak Maih," katanya sambil tolak pinggang.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved