Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Viral di Medsos

Fakta Preman Kampung Viral di Bandung, Dikenal Bernama Naga, di Hadapan Polisi Jadi Aris

Kawanan preman kampung yang viral di media sosial setelah mereka melakukan pemalakan terhadap wisatawan di Kampung Citawa, Desa Tarumajaya

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
istimewa/tangkapan layar
Kawanan preman kampung ini viral di media sosial setelah terekam diduga melakukan pemalakan terhadap wisatawan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kawanan preman kampung yang viral di media sosial setelah mereka melakukan pemalakan terhadap wisatawan di Kampung Citawa, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung akhirnya terkuak.

Kawanan preman tersebut kini telah berhasil diamankan Polisi setelah melakukan pemalakan terhadap wisatawan pada 11 April 2024 kemarin.

Dalam video viral tersebut, kawanan preman ini terlibat adu mulut dengan wisatawan yang merupakan korbannya.

Dalam percekcokan tersebut, salah satu preman yang terlihat paling tua terdengar diduga akan memanggil anak buahnya untuk menakut-nakuti korban.

Namun diantara korban yang merupakan emak-emak, tak gentar ketika terlibat adu mulut tersebut.

Kawanan preman kampung ini berjumlah tiga orang yang menggunakan satu sepeda motor secara berboncengan.

Mereka tampak mengenakan penutup wajah ketika melakukan pungutan liar atau pungli tersebut kepada wartawan

Setelah ditangani Polisi, terungkap sejumlah fakta terkait kejadian yang dilakukan ketiga preman tersebut terhadap wisatawan.

Berikut sederet fakta preman kampung viral di media sosial yang terjadi di Kertasari, Bandung tersebut.

Preman tertua bernama Naga

Dikutip dari Tribun Jabar, Kapolsek Kertasari Iptu Ahmad Nurdin mengungkap kawanan preman kampung yang viral tersebut.

Ketiga pelaku ini, kata Kapolsek, diketahui bernama Aris alias Naga (49), Agus Indrawan (22), dan Ade Herdiana (20).

Namun mereka kini ciut tak sesangar namanya setelah diamankan Polisi ke Mapolsek Kertasari.

Ketiga pelaku tersebut hanya bisa pasrah dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Pukul bocah 7 tahun

Kapolsek menjelaskan, pada awalnya korban bersama keluarganya sedang mengadakan makan bersama di pinggir jalan perkebunan teh Lonsum Leuweung Panjang, Kertasari, sekitar pukul 11.00 WIB.

"Lalu para pelaku dengan menggunakan sepeda motor berbonceng tiga, satu pelaku yang bernama Ade Herdiana langsung turun, sedang dua pelaku menunggu di atas motor," ujar Iptu Ahmad Nurdin saat dihubungi Sabtu (13/4/2024).

Ahmad mengatakan, Ade langsung meminta uang dengan alasan untuk keamanan.

Saat itu, korban tidak langsung memberi melainkan menyuruh pelaku datang lagi setelah korban selesai makan.

"Namun pelaku Ade tidak mau pergi dan terus meminta uang keamanan. Karena tidak mau pergi akhirnya oleh saksi, Dewi Sartika, anak orban, diberi uang sebesar Rp 5 ribu dan diterima oleh pelaku," katanya.

Ahmad mengatakan, ada anak berusia tujuh tahun yang merupakan keluarga korban mengatakan, 'Weh ges arindit (sudah sana pergi)'.

Mendengar kalimat itu, pelaku marah.

"Langsung mau menyerang anak tersebut dan mau dipukul. Namun oleh korban yang bernama Tatang, anak tersebut dirangkul dan dipeluk. Akhirnya pukulan pelaku mengenai muka korban (Tatang) dan korban langsung melakukan perlawanan, dengan menyiramkan air yang berada dalam gelas yang sedang dipegangnya," kata Ahmad.

Keroyok wisatawan

Tak terima disiram air, pelaku kemudian kembali menyerang dan memukul wajah korban Tatang.

Dua pelaku lain yang semula di atas motor kemudian turun lalu ikut-ikutan memukul korban.

"Pelaku yang bernama Agus memukul ke arah bagian belakang kepala serta ke bagian punggung. Sedang pelaku yang bernama Aris memukul ke arah kepala dan punggung," tuturnya.

Melihat korban dikeroyok, kata Ahmad, akhirnya para saksi ikut melerai.

Namun para pelaku tersebut melakukan pemukulan ke siapa saja yang mau melerainya.

Kemudian terjadilah percekcokan seperti yang terekam dalam video viral sampai akhirnya para pelaku meninggalkan lokasi.

Keluarga korban cari pelaku

Setelah kejadian tersebut saksi langsung memberitahukan ke saudaranya melalui handphone-nya yang berada di daerah Pangalengan.

"Serta saksi yang bernama Titin langsung membuat status di akun Facebook milik saksi di Info Pangalengan," kata Kapolsek.

Keluarga korban, kata Ahmad, sempat mendatangi daerah Santosa dan daerah Tarumajaya bermaksud untuk mencari para pelaku.

Namun para pelaku tak kunjung ditemukan.

Kemudian saat mereka beristirahat tiba-tiba para pelaku melintas, dan para pelaku langsung ditangkap dan dibawa ke Pos Satpam.

"Menghindari amukan massa. Selanjutnya para pelaku dan korban dan para saksi dibawa (oleh petugas satpam) ke Mapolsek Kertasari untuk pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Kapolsek.

Viral di media sosial

Kelakuan kawanan tiga orang preman kampung ini viral setelah videonya diunggah ke media sosial.

Dalam video viral tersebut terlihat kawanan preman ini berjumlah tiga orang, yang mana satu orang menunggu di motor dan dua lainnya menghampiri warga di pinggir jalan.

Pria yang menunggu di motor menggunakan sweater biru tua, kemudian yang beraksi dua orang pria berjaket hitam dan bersweater merah marun yang keduanya mengenakan penutup wajah.

Terlihat di video bahwa wisatawan yang tampak berupa satu keluarga itu terlibat adu mulut dengan kawanan preman kampung tersebut terutama yang berjaket hitam.

Diduga, preman kampung berjaket hitam ini yang paling dituakan di kawanan preman tersebut.

Sementara pria yang bersweater merah marun hanya mengawasi.

Pelaku yang bersweater merah marun sempat menunjuk kamera yang merekam mereka.

Namun terdengar ada seorang emak-emak yang terlibat langsung adu mulut dengan kawanan preman kampung ini.

"Panggil semua anak-anak," kata preman berjaket hitam diduga mengancam wisatawan tersebut.

Nampaknya laki-laki di antara wisatawan ini terlihat seperti mau melawan, namun ditahan oleh yang lainnya.

Meski begitu, emak-emak yang terlibat cekcok terus mencibir si pelaku sebelum pergi seusai dia mendapat uang hasil pemalakan.

"Gak punya sopan," ucap emak-emak tersebut.

"Hargai warga sini," timpal preman berjaket hitam sambil menaiki motornya.

"Sama, saya kan juga orang sini," timpal balik si emak-emak tersebut.

Kemudian berlanjut para pelaku berbonceng tiga menggunakan satu sepeda motor pergi meninggalkan lokasi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved