Waspada! DBD di Kabupaten Bogor Terus Meningkat, Capai 1.253 kasus, 15 Orang Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat terjadi peningkatan jumlah kasus deman berdarah (DBD) pada tahun 2024 ini.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Fooging di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor untuk Mengantisipasi Kasus demam berdarah dengue atau DBD, Selasa (19/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2024 ini.

Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengatakan, sejak akhir tahun hingga saat ini pihaknya menemukan sebanyak 1.253 kasus DBD.

"Peningkatan kasus mulai akhir 2023 terutama bulan Desember sebanyak 278 kasus, Januari 256, Februari 313, Maret 562 dan April 122 kasus," ujarnya kepada wartawan, Kamis (18/4/2024).

Dari temuan ribuan kasus yang ada, ia menyebut terdapat sejumlah kecamatan dengan sebaran tertinggi yaitu di wilayah Kabupaten Bogor bagian timur.

"Kecamatan Cileungsi 135 kasus, Kecamatan Jonggol 133 kasus, Kecamatan Gunungputri 81 kasus, dan Kecamatan Cibinong 79 kasus," ungkapnya.

Sementara itu, pihaknya juga mencatat sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat terkena DBD ini, yang mana belasan korban itu berasa dari kecamatan yang berbeda-beda.

Seperti halnya di Kecamatan Caringin satu kasus, Cijeruk satu kasus, Parung satu kasus, Rancabungur satu kasus, Gunungsindur satu kasus.

Kemudian di Kecamatan Cibinong satu kasus, Sukaraja satu kasus, Jonggol satu kasus, Gunungputri dua kasus, Ciomas satu kasus, Cileungsi satu kasus dan Cigombong satu kasus.

"Semua kasus meninggal sudah menjalani perawat di rumah sakit," terangnya.

Lebih lanjut, Adang Mulyana mengatakan pihaknya juga telah melakukan sejumlah upaya di lokasi yang ditemukan kasus meninggal agar hal serupa tidak terjadi lagi.

Mulai dari melakukan penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Larvasida, dan fogging focus.

Adapun penyebab meningkatnya kasus DBD ini dipicu oleh faktor cuaca yang kadang hujan lalu kadang juga panas atau pancaroba.

"Menyebabkan perindukan atau tempat bertelur nyamuk atau genangan air sangat banyak dan akhirnya menetas secara bersamaan," pungkasnya 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved