Info Kesehatan
Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dideteksi Dini, Waspadai Gejala Ini
Yang harus diwaspadai adalah permukaan plak sumbatan pembuluh darah tersebut bisa pecah sewaktu-waktu dan bekuan darahnya menutup total pembuluh darah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Penyakit jantung koroner (PJK) masih menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di berbagai negara maju dan berkembang, termasuk di Indonesia.
Bahkan PJK kini tidak hanya dialami oleh mereka yang berusia lanjut, namun juga yang masih muda dan produktif.
PJK terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner oleh penumpukan lemak (aterosklerosis).
Yang harus diwaspadai adalah permukaan plak sumbatan pembuluh darah tersebut bisa pecah sewaktu-waktu dan bekuan darahnya menutup total pembuluh darah. Hal inilah yang disebut serangan jantung.
Ketika otot jantung mulai tersumbat, maka mulai muncul gejala seperti nyeri dada yang khas seperti tertiban benda berat, dapat menjalar ke bahu kiri dan lengan kiri.
Tidak jarang, nyeri menjalar sampai ke ulu hati dan kerongkongan sehingga memberikan sensasi seperti tercekik.
Gejala lain adalah keringat dingin dan sesak nafas.
Gejala-gejala tersebut biasanya akan muncul saat sedang beraktifitas, dan hilang setelah beristirahat.
Penanganan penyakit jantung koroner
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dan Intensivis Mayapada Hospital Bogor, dr. Fahmi Idrus Shahab, Sp.JP (K), FIHA mengatakan, penanganan PJK didasarkan pada diagnostik yang ditegakkan dengan pemeriksaan angiografi koroner atau kateterisasi jantung.

"Dengan pemeriksaan ini, lokasi dan persentase sumbatan dapat dinilai untuk menentukan terapi yang diperlukan," jelasnya.
Jika ditemukan indikasi sumbatan yang dapat membahayakan pasien, lanjut dr. Fahmi, maka segera dilakukan tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI)/Intervensi Koroner Perkutan.
Ini merupakan tindakan untuk melebarkan pembuluh darah dengan balon dan pemasangan stent untuk mengembalikan aliran darah ke jantung.
Pentingnya skrining jantung
Untuk mencegah serangan jantung, skrining jantung secara berkala perlu dilakukan terutama jika telah memasuki usia 40 tahun.
Apalagi jika memiliki faktor risiko seperti hipertansi, hiperkolesterol, diabetes, merokok, obesitas, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan mulai dari EKG untuk melihat irama jantung, serta treadmill untuk melihat irama jantung saat sedang beraktifitas.
jantung koroner
gejala
penyakit
Fahmi Idrus Shahab
serangan jantung
Mayapada Hospital
Cardiovascular Center
Suka Makanan Manis? Hati-hati! Begini Proses Gula di Tubuh dan Dampaknya bagi Kesehatan |
![]() |
---|
Sering Dianggap Sepele, 7 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Berdampak Besar pada Kesehatan |
![]() |
---|
Cara Mudah Mengatasi Ruam Popok pada Bayi, Si Kecil Kembali Nyaman dengan 5 Tips Ini |
![]() |
---|
Sering Terserang Gerd? Ini 5 Tips untuk Mencegah Gejala Muncul, Termasuk Konsumsi Ini |
![]() |
---|
Cegah Nyeri Datang Lagi, Simak 6 Tips Sehat untuk Penderita Asam Urat, Termasuk Konsumsi Makanan Ini |
![]() |
---|