Detik-detik Siswa STIP Tewas Dipukul Senior, Masuk Toilet Masih Segar, Keluar Sudah Tak Bernyawa

Terungkap detik-detik siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dipukul senior.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase
Terungkap detik-detik siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dipukul senior. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terungkap detik-detik siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dipukul senior.

Putu Satria Ananta Rustika ditemukan tewas di toilet koridor kelas KALK C lantai dua STIP, Jumat (3/4/2024).

Menurut kuasa hukum keluarga korban, Tumbur Aritonang, Putu saat masuk ke toilet itu masih dalam keadaan sehat dan segar.

Namun ia keluar dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

"Diduga dipukuli di kamar mandi," kata Tambur Aritonang.

Putu Satria Ananta Rustika terakhir kali berkomunikasi dengan keluarganya pada Kamis (2/4/2024).

Saat itu kondisi Putu baik-baik saja dan tidak ada kecurigaan apapun.

Kemudian pada Jumat pagi, menurut keterangan dari kampus, kondisi Putu Ananta juga masih segar.

"Menurut dari kampus pagi-pagi masih segar, keluarga bilang waktu masuk kamar mandi masih sehat dan segar," jelasnya.

Tambur mengatakan, pihak keluarga hingga saat ini masih menunggu hasil otopsi terhadap jasad Putu.

"Rencana besok kalau prosesnya sudah selesai, rencana Almarhum akan dibawa ke Bali besok untuk disemayamkan," kata dia lagi.

Menurut Tambur Aritonang, pihak keluarga menyesalkan adanya kejadian perundungan ini.

Apalagi selama ini almarhum Putu dikenal anak yang baik.

"Berprestasi dan tidak punya musuh. Tindakan sennioritas di STIP itu sangat disesalkan sama keluarga," kata dia.

Terungkap detik-detik siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dipukul senior.
Terungkap detik-detik siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dipukul senior. (Kolase)

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan membenarkan adanya luka di bagian tubuh korban.

"Ada luka bekas kekerasan di bagian sekitar ulu hati," kata Gidion.

Namun, Kepala STIP Jakarta Utara, Ahmad Wahid membantah adanya perpeloncoan di sekolahnya.

"Tidak ada perpeloncoan, sudah dihapus. (Masih terjadi) Itu di luar kuasa kita, karena tidak ada di program kita," kata dia.

Kronologi

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, IPDA Suprobo mengatakan, korban dipukul sebanyak 5 kali oleh seniornya.

"Korban dipukul dengan tangan mengepal oleh pelaku berinisial T (21) sebanyak 5 kali ke arah ulu hati," ujar Ipda Suprobo.

Setelah pemukulan itu, Putu tiba-tiba lemas dan langsung terkapar.

Lima teman Putu yang menyaksikan kejadian itu langsung disuruh pergi meninggalkan TKP oleh T.

Putu pun sempat dibawa ke klinik sekolahnya untuk diperiksa.

Namun, saat dibawa ke klinik nadi Putu sudah tidak lagi berdetak dan dinyatakan meninggal pukul 15.00 WIB.

Ipda Suprobo menuturkan, pemukukan itu terjadi saat Putu mengajak kelima temannya mengecek kelas.

Mereka lalu membubarkan kegiatan safety jalan santai.

Setelah membubarkan kegiatan itu, Putu dan kelima temannya turun ke lantai dua.

Di sana mereka dipanggil oleh seniornya, yakni T.

"Kemudian T nanya siapa yang menyuruh pakai baju olahraga ke gedung pendidikan lantai tiga masuk ke kelas-kelas?," jelas Ipda Suprobo.

Selanjutnya, T mengajak Putu dan lima temannya untuk menujuk ke toilet di lantai dua.

Di dalam toilet itu, T lalu menyuruh kelima juniornya untuk berbaris.

Saat itu Putu berada di barisan paling pertama dan langsung dipukul oleh T di bagian ulu hati.

T memukul ulu hati Putu sebanyak lima kali hingga meninggal dunia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved