'Senyum Tipis' Curhat Terakhir Mamah Muda Asal Bogor Sebelum Dibunuh di Bali, Firasat Suami Terbukti

Sebelum tewas dibunuh, sang mamah muda sempat mengunggah status terakhirnya sebelum tewas dibunuh.

|
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Kolase Tribun Bogor/Rahmat Hidayat
Curhat Terakhir Mamah Muda Asal Bogor Sebelum Dibunuh di Bali, Firasat Suami Terbukti 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PARUNG PANJANG -- Nasib malang dialami RA seorang mamah muda asal Bogor yang mayatnya ditemukan di dalam koper diwilayah Bali.

Korban yang merupakan mamah muda berusia 23 tahun itu tewas dibunuh.

Korban RA tewas ditikam Amrin AL Rasyid Pane (20) di sebuah rumah kos, Jl. Bhineka Jati Jaya, Kuta, Bali pada Jumat, 3 Mei 2024 dini hari.

Sebelum tewas dibunuh, sang mamah muda sempat mengunggah status terakhirnya sebelum tewas dibunuh.

Bahkan, dalam curhatannya ia seolah pasrah dengan takdir yang harus ia terima.

Dalam status WhatsApp-nya sang mamah muda ini sempat memposting fotonya dengan rambut terurai hitam.

ia tampak terlihat tersenyum dalam unggahannya tersebut.

 'Senyum tipis' begitulilah tulisan yang dibuat dengan dalam status WhatsApp korban RA sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Suami korban, Muhammad Sukardi (24) tak menyangka jika istrinya tewas menjadi korban pembunuhan.

Baca juga: Ucapan Terakhir Mamah Muda Sebelum Tewas Dibunuh Suami di Ranjang, Pelaku Kalap saat Istri Mengigau

RA (23) wanita asal Parung Panjang, Kabupaten Bogor, tewas dibunuh di Bali dan mayatnya disimpan di dalam koper.
RA (23) wanita asal Parung Panjang, Kabupaten Bogor, tewas dibunuh di Bali dan mayatnya disimpan di dalam koper. (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Menurunya, ibu beranak satu itu pamit pergi dari rumahnya di Parung Panjang, Kabupaten Bogor untuk ke Bali sehari sebelum kejadian.

"Bilangnya mau kerja, dia diajak dua temannya," kata suami korban kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (5/4/2024).

Sebab, Sukardi mengaku merasa ada yang aneh saat melihat status korban di WhatsApp.

"Memang sudah takdir berkata lain. Dia bilang begitu. Itu status terakhir," ujarnya.

Pria yang kesehariannya  berprofesi sebagai sopir truk tersebut sempat menghubungi sang istri dimalam kejadian.

Namun, panggilan ponselnya tak dijawab oleh korban.

"Saya jam 2 subuh nelpon itu. Cuman gak diangkat. Tapi berdering kan. Itu gak lama langsung mati hp nya. Mungkin itu udah kejadian kali ya," ungkapnya.

Firasat buruk Sukardi pun jadi kenyataan ketika ia mendapat kabar istrinya meninggal dunia.

"Udah punya feeling (firasat) ga bener saya," kata Sukardi kepada TribunnewsBogor.com dikediamannya, Sabtu (4/5/2024).

Cekcok Tarif

Pelaku Amrin AL Rasyid Pane (20) saat ini sudah diamankan oleh polisi untuk dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, insiden pembunuhan ini akibat terjadi cekcok tarif antara korban dan pelaku.D

Dilansir dari Tribun Bali, Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, pria asal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu tega melakukan pembunuhan lantaran kesal korban PSK meminta bayaran lebih.

“Pelaku kesal dan emosi karena korban yang berprofesi sebagai PSK meminta bayaran lebih kepada pelaku,” dikutip tribun-medan.com dari  Tribun Bali, Jumat 3 Mei 2024.

Korban yang diketahui bernama Rianti Agnesia (23) asal Bogor, Jawa Barat itu meregang nyawa dengan cara digorok oleh pelaku.

Bahkan, pelaku sempat menikam korban berulang kali hingga akhirnya meninggal dunia.

“Pelaku menggunakan pisau dapur untuk menggorok leher korban dan menikam tubuh korban berulang kali,” beber AKP Sukadi.

Kejadian bermula ketika pelaku memesan PSK melalui sebuah aplikasi.

Di awal, mereka bersepakat bahwa ongkos sewa PSK sebesar Rp. 500.000.

Suasana kediaman RA (23) wanita asal Parung Panjang yang tewas mengenaskan di Bali, Sabtu (4/5/2024).
Suasana kediaman RA (23) wanita asal Parung Panjang yang tewas mengenaskan di Bali, Sabtu (4/5/2024). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Beberapa menit berselang, korban tiba di TKP yang sekaligus rumah kos pelaku dan langsung masuk ke kamar kos untuk selanjutnya berhubungan badan.

Usai berhubungan badan, pelaku membayar ongkos sewa PSK sebesar Rp.500.000 sebagaimana kesepakatan awal.

Namun, korban justru tak terima dan meminta bayaran lebih hingga mencapai total Rp.1.000.000.

“Setelah selesai melakukan hubungan badan pelaku pembayaran sebesar Rp 500.000,- namun korban tidak terima dan meminta bayaran kepada pelaku sebesar Rp 1.000.000,-,” terang AKP Sukadi.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved