Cerita Ira Nurhaliza Masuk Kampus Favorit, Ingin Bikin Bangga Ibu yang Berjuang Melawan Kanker

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kisah haru perjuangan seorang wanita bernama Ira Nurhaliza untuk dapat masuk kampus favorit menyita perhatian.

Ya, wanita yang lahir di Kota Dumai Riau itu berhasil masuk kampus favorit, IPB University.

Perasaan campur aduk dirasakan Ira Nurhaliza. Dia tak menyangka kakinya bisa melangkah sejauh itu.

Ira Nurhaliza lantas membagikan cerita perjuangannya bisa masuk IPB University.

Dia mengaku tak ada apa-apanya jika tak ada peran kedua orang tua disetiap hembusan nafasnya.

Kisah perjuangan Ira Nurhaliza pun viral di media sosial akun Instagram @kampuszone.

Dikesempatan tersebut, Ira Nurhaliza bercerita jika awalnya dia merupakan anak yang egois dan hanya menghabiskan waktu bermain game.

Namun berkat nasihat kedua orang tua, terutama ibunya, Ira Nurhaliza semangat untuk menjadi seseorang yang sukses.

Walhasil seluruh aktifitas game yang selama itu dijadikan hobi langsung ditinggalkan.

"Ya, itu kabar yang sangat ingin kulupakan. Awalnya aku hanya seorang anak yang fokus dengan kehidupannya sendiri, tanpa mengerti sakit yang dirasakan kedua orang tuaku untuk menyekolahkanku," tulisnya dilihat TribunnewsBogor.com, Senin (20/5/2024).

Seiring berjalannya waktu, Ira Nurhaliza mulai membuktikan diri kepada kedua orang tuanya, jika dia semangat untuk menuntut ilmu.

Hanya saja Ira Nurhaliza harus menahan sedih.

Ira Nurhaliza tak kuasa melihat ibunya yang saat ini tengah menderita sakit.

Kendati demikian, Ira Nurhaliza bertekad untuk membuat bangga kedua orang tua yang telah berjuang memberi pendidikan terbaik untuk sang buah hati.

"Malam disaat ibuku mengeluh sakit, aku melihat kedua tangannya, kedua kakinya. Apa yang kutemukan bukan hal biasa. Semuanya terluka," bebernya.

"Lalu aku membuat suatu komitmen ,aku yakin bisa lepas dari aktifitas tak penting yang selama ini aku lakukan," sambungnya.

"Aku bisa membuat senyum itu menjadi senyum yang sesungguhnya. Aku bisa meringankan beban kedua orang tuaku. Aku bisa membantu biaya pengobatan ibuku," jelas Ira.

"Aku yakin itu. Tidak hanya saat ini saja, tapi aku yakin aku bisa terus menjadi sosok ira yang menghunuskan pedang,mengangkat pistol, bukan ira yang mengangkat tameng lalu menyerah. Ma, pa tunggu kakak pulang ya. Kakak sayang kalian," pungkasnya.