Buron Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Pantas Laporkan Geng Kuli Atas Kasus Vina, Ternyata Aep Pernah Diadukan ke Pak RT, Balas Dendam ?

Pantas Laporkan Geng Kuli Atas Kasus Vina Cirebon, Ternyata Aep Pernah Diadukan ke Pak RT, Balas Dendam ?

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Ist
Pantas Aep Disiksa Geng Kuli 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kini terungkap alasan geng kuli Cirebon memukuli Aep, saksi kunci kasus Vina.

Laporan Aep pada ayah Eky, Rudiana, disebut-sebut sebagai bentuk balas dendam.

Aep merupakan pegawai tempat cuci mobil di Jalan Saladara, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Ia didatangi oleh ayah Eky, Rudiana sekitar 3 hari pasca kasus Vina Cirebon.

Aep pula lah yang melaporkan geng kuli pada Rudiana sampai akhirnya kemudian mereka ditangkap atas kasus Vina.

Ternyata sebelum melaporkan ke Rudiana, Aep pernah menjadi amukan geng kuli.

"Kalau konflik pernah dulu, teman bawa perempuan, anak punk, dia kan saya ajak kerja, Momo orang Malang," kata Aep.

Temannya, kata Aep, membawa perempuan ke bengkel.

Kemudian jelang tengah malam ia digerudug warga.

"Dia bawa perempuan ke bengkel, sekitaran jam 22.30 WIB saya langsung digeruduk, saya posisi di depan lagi nulis bikin gambar, di situ langsung warga bukan yang 7 orang aja. Saya dipukulin, diinjak-injak," kata Aep.

Warga sekitar, Samsuri mengaku kenal dengan 4 terpidana kasus Vina.

"Kenal sebagian. Hadi, Eko, Saka, Dirman. Bukan geng motor, itu kuli bangunan," katanya.

Sebelum kasus Vina, Eko dan Hadi mendatangi Samsuri.

Mereka bercerita soal kelakuan Aep dan temannya di tempat cuci mobil.

"Sebelum kejadian Vina, Eko sama Hadi datang dia ngomong, 'ang saya pengen gerebek orang', 'kenapa masalanya ?' 'pengen gerebek pencucian mobil karena dia bawa cewek', 'bener ang'," kata Samsuri.

Samsuri menyarankan agar Eko dan Hadi untuk mengikuti prosedur dan aturan hukum yang berlaku.

Sampai kemudian Samsuri melaporkan kelakuan Aep ke Pak RT.

"Kita ikuti prosedurnya, jangan main hakim sendiri, izin RT dulu. Saya izin ke RT pak Pasren. yang ikut menggerebek Eko, saya, adik ipar saya 2, pak RT, 6 orang dulu," katanya.

Saat didatangi awalnya Aep dan temannya tak bersikap baik, mereka tak membukakan pintu bagi warga yang datang.

"Setelah dibuka awalnya gak ngaku bawa cewek. Baru menggeledah, ternyata ada dua perempuan di kamar mandi. Barulah emosi, ada yang lempar kursi, pak RW Yitno datang," kata Samsuri.

Selang beberapa hari geng kuli ini kemudian ditangkap polisi atas kasus Vina.

"Selang penggerebekan berapa hari 3 apa 4 hari ketangkep," katanya.

Kolase - Saksi pembunuhan Vina Cirebon, Aep selalu menggunakan masker.
Kolase - Saksi pembunuhan Vina Cirebon, Aep selalu menggunakan masker. (Kolase Tribun Bogor)

Warga sekitar, Fery menerangkan Aep ikut dipukuli karena melakukan perlawanan terhadap warga dan geng kuli.

"Dia ngelawan makanya terjadi keributan, Aep kena pukul, selang beberpaa minggu kejadian Vina," katanya.

Eky dan Vina ditemukan tewas di flyover Talun, Desa Kepongpongan, Kabupaten Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016.

Sekitar 3 hari kemudian, ayah Eky, Rudiana menyisir sejumlah tempat yang buka 24 jam di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Sampai kemudian menurut Fery, Rudiana bertemu Aep.

Pada Aep, Rudiana memberi kontak yang bisa dihubungi bilamana memiliki informasi terkait kematian Eky dan Vina.

"Ngasih kontak pak Rudiana jam 2, jam 5-nya si Aep nelepon pak Rudi 'pak ini saya melihat pada malam itu'. Datang, langsung ditangkepin," kata Fery.

Diketahui bahwa Rudiana awalnya menangkap 7 orang bersama 4 anggota Sub Dit Narkoba.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved